Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Nikmat Bukber bersama Sahabat

Diperbarui: 19 Mei 2018   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukber sahabat di TIM (dok. Pri)

Tahu arti persahabatan?  Sahabat adalah orang terdekat yang betul betul mengenal dan menerima kita apa adanya.  Mereka tahu tentang kita dari A sampai Z. 

Saking kenalnya mereka tahu betul kelemahan dan kelebihan kita.  Mereka akan menegur jika kita melakukan kesalahan.  Sebaliknya,  mereka yang pertama akan memberi dukungan jika kita jatuh. 

Kedekatan dengan sahabat seringkali melebihi kedekatan dengan saudara kandung. Bahkan sebenarnya mereka lah yang pantas disebut saudara.  Sebab kepedulian mereka melebihi saudara kandung. 

Hebatnya   kedekatan dengan sahabat tak lelang dimakan waktu.  Walaupun terpisah jauh,  ataupun jarang bertemu,  tidak mengurangi perasaan sebagai orang terdekat.  Sebab ikatan kuat itu ada dalam batin kita. 

 Karena iitu adalah suatu kebahagiaan jika bisa berkumpul bersama sahabat.  Pada saat itulah kita bisa bersikap apa adanya,  tanpa ada yang ditutupi.  Kita bisa menangis atau tertawa lepas,  tidak jadi soal. 

Seperti pada bulan ramadhan ada waktu khusus untuk berbuka puasa dengan sahabat.  Tempatnya tidak harus mewah,  yang penting bisa bertemu di antara kesibukan masing masing.  Tapi pasti cukup strategis untuk semua. 

Sahabat saya tidak semuanya muslim.  Tetapi mereka ikut berpuasa saat kami berpuasa.  Dan mereka ikut repot mengingatkan sholat jika waktunya tiba. 

Tempat yang paling sering dipilih untuk buka puasa adalah di Taman Ismail Marzuki. Soalnya mudah didatangi  dari mana saja.  Ada banyak deretan warung makan dengan harga terjangkau.

 Pukul lima kami sudah di sana. Pertama  'ngadem'  dulu di bioskop sambil menunggu yang lainnya.  Setelah lengkap baru kemudian pindah ke warung.  Harus segera memesan,  karena banyak yang bukber nantinya antrean panjang.

Sembari menunggu adzan maghrib,  kami saling bercerita.  Jika ada masalah,  langsung diutarakan,  dan satu persatu memberikan pendapat atau solusi.  Rasanya plong bisa berdiskusi bebas.  Kadang saya terharu dengan perhatian mereka.

Kalau semua dalam keadaan baik-baik saja,  maka kami bercanda ria.  Sesekali menggoda tanpa menjatuhkan.  Dan biasanya kami sampai tertawa terbahak bahak.  Apalagi jika mengenang kekonyolan di masa lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline