Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Penjualan Senjata Inggris ke Israel Meningkat 10 Kali Lipat Sejak Tahun 2014

Diperbarui: 25 April 2018   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senapan buatan Inggris (dok.middleeast.net)

Transaksi penjualan senjata berhasil terlaksana antara Inggris dan Israel kemarin. Nilai transaksi mengalami peningkatan hingga 445 juta dolar AS yang berarti meningkat 10 kali lipat sejak tahun 2014. Pada waktu itu situasi jalur Gaza di Tepi Barat mulai memanas. Pasukan Israel menggunakan senjata yang dibeli dari Inggris.

Kebanyakan senjata yang dibeli dari Inggris adalah sejenis senapan untuk tembakan jarak jauh. Sebagian digunakan oleh sniper atau penembak jitu. Pasukan Israel sangat senang memakai senapan ini. Setiap kali mereka berhasil menembak seorang Palestina dengan senjata tersebut, mereka bersorak sorai gembira.

Namun selain senapan, Israel juga membeli sejumlah drone, pesawat tempur dan helikopter beserta suku cadangnya. Lalu Israel juga melengkapi dengan granat, bom, rudal, kendaraan lapis baja, senapan serbu, amunisi senjata kecil, senapan sniper dan komponen-komponen yang diperlukan.

Peningkatan penjualan senjata ini semakin meningkat seiring keinginan Israel untuk terus menjarah wilayah Palestina. Pada tahun 2015 nilai transaksi sebesar 28 juta Dolar AS. Sedangkan pada tahun 2016 transaksi senilai 117 juta Dolar AS. Kemudian pada tahun 2017 mencapai 300 juta Dolar AS. Totalnya adalah 445 juta Dolar AS. (sumber: Dept. perdagangan internasional Inggris)

Tingginya transaksi ini semakin mencemaskan lembaga yang sedang melawan perdagangan senjata atau CAAT. Lembaga ini yang menemukan data penjualan senjata dan penggunaannya di jalur gaza. Terbukti pasukan Israel menggunakan radar, jet dan helikopter buatan Inggris dalam menyerang orang-orang Palestina.

Semakin meningkatnya transaksi perdagangan senjata telah memperjelas keterlibatan Inggris dalam menyulut konflik Timur Tengah, terutama di Palestina. Inggris menjadi sekutu terdekat Israel selain Amerika Serikat, sebagai pendukung negara zionis itu untuk menindas dan meniadakan bangsa Palestina. 

Selama lima minggu ini situasi jalur Gaza sangat memprihatinkan. Senjata buatan Inggris telah digunakan pasukan Israel selama operasi militer di jalur Gaza. Sudah 40 orang Palestina  tewas ditembak oleh pasukan Israel. Tentara Israel mendapat pemerintah untuk menembak orang Palestina dalam jarak 100 meter. Padahal orang-orang Palestina tersebut tidak bersenjata.

Di Inggris, Partai Buruh menyerukan peninjaukan kembali perdagangan senjata kepada Israel.  Partai ini mengutuk pembunuhan ilegal dan tidak manusiawi terhadap demonstran Palestina yang tidak bersenjata. Penjualan senjata ini dianggap telah melanggar hukum internasional. tetapi pemerintah Inggris tidak mendengarkan suara Partai Buruh. 

Pemerintah Inggris berdalih bahwa penjualan senjata itu untuk mendukung hak Israel mempertahankan diri dari serangan 'teroris'.  Militer Israel mengatakan mereka hanya mempertahankan diri dari ancaman 'teroris' yang berkamuflase dalam demonstrasi dan kerusuhan. Namun  penggiat Hak Asasi Manusia menyatakan mereka telah melakukan pembantaian.

Himbauan apapun yang ditujukan kepada pemerintah Inggris hanya dianggap angin lalu. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan senjata adalah kebijakan yang memang sengaja dilakukan untuk menguntungkan Inggris. Karena itu pemerintah justru mendorong agar nilai transaksi penjualan senjata meningkat setiap tahun.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline