Beberapa hari yang lalu kita digemparkan oleh berita tentang seorang insinyur Palestina yang dibunuh di Kuala Lumpur Malaysia. Fadi Al Batsh ditembak dua orang tak dikenal ketika hendak menunaikan ibadah shalat Subuh di Masjid. Seketika banyak orang menduga bahwa Mossad lah yang menjadi biang keladi pembunuhan tersebut.
Sikap Israel terhadap pemberitaan pembunuhan itu memperjelas keterlibatan Mossad. Tak ada bantahan yang dilakukan lembaga intelejen negara zionis tersebut terhadap berita itu. Bahkan Israel justru meminta kepada pemerintah Mesir agar melarang masuknya jenazah sang ilmuwan Palestina yang akan dipulangkan melalui jalur Gaza.
Wartawan dan media Israel melaporkan bahwa Fadi Al Batsh memang menjadi target Mossad sejak lama. Meski ilmuwan Palestina tersebut mengajar sebagai dosen teknik di Kuala Lumpur, Mossad mensinyalir bahwa Fadi Al Batsh mempunyai koneksi dengan Hamas. Fadi diduga kuat membantu Hamas menciptakan senjata-senjata untuk melawan Israel.
Pola yang dilakukan Mossad hampir sama dengan pembunuhan terhadap jihadis Islam Fathi Al Shiqaqi di Maroko pada tahun 1995. Begitu pula dengan pembunuhan terhadap ilmuwan-ilmuwan Iran yang menguasai teknologi nuklir. Mereka dibunuh penembak tak dikenal. Mossad bekerjasama dengan intelejen negara-negara Barat memburu para ilmuwan dari negara-negara yang menjadi musuhnya.
Ronen Bergman, wartawan Israel menuliskan bahwa Fadi Al Batsh dibunuh karena memiliki kemampuan mengembangkan senjata. Ia telah bekerja secara rahasia untuk Hamas. Mereka mengetahui bahwa Fadi Al Batsh bagian dari unit penelitian dan pengembangan senjata Hamas, sebelum bekerja menjadi dosen di Kuala Lumpur.
Menteri Pertahanan Israel mengatakan bahwa Fadi AL Batsh bukan orang suci, melainkan seorang ahli roket. Pernyataan itu semakin menegaskan bahwa ilmuwan Palestina itu adalah sasaran tembak Mossad untuk melemahkan Hamas. Mossad mengincar ilmuwan-ilmuwan Palestina yang mendukung perjuangan Hamas.
Pimpinan Hamas tidak kaget dengan terbunuhnya Fadi Al Batsh. Insinyur itu adalah salah satu ilmuwan yang dalam urutan ke sekian menjadi target Mossad sebagaimana ilmuwan-ilmuwan lainnya.Besar kemungkinan Mossad akan tetap melanjutkan misinya mencari para ilmuwan yang membantu Hamas.
Dua orang penembak Fadi Al Batsh yang menjadi tersangka belum dapat ditangkap. Tetapi menilik dari postur tubuh dan wajahnya adalah khas Eropa. Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi meyakini bahwa mereka adalah bagian dari intelejen asing. Ia tahu bahwa Batsh adalah ahli elektro dan pengembangan roket.
"Ini adalah tanggung jawab negara yang menajdi musuh Palestina," tegas Ahmad Zahid Hamidi sebagaimana diberitakan Bernama.
Paman Fadi Al Abtash, yaitu Jamal Al Batsh tidak heran keponakannya menjadi target Mossad. Ia tahu bahwa Mossad ingin menghabisi ilmuwan-ilmuwan yang membantu perlawanan Hamas terhadap Israel. Bagaimana pun, senjata-senjata yang digunakan Hamas merupakan hasil karya ilmuwan yang cukup 'menganggu' pertahanan pasukan Isarel.
Dalam beberapa minggu terakhir, ketegangan di jalur Gaza semakin meningkat. Rakyat Palestina terus mengobarkan semangat pemberontakan terhadap penindasan Israel. Sudah sekitar 40 orang korban tewas dari pihak Palestina. Bahkan pasukan Israel tak segan-segan menembaki wanita dan anak-anak. Meski PBB telah menyeru agar penembakan itu dihentikan, tetapi tidak pernah digubris oleh Israel.