Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Dugaan Kecurangan di Balik Kemenangan El-Sisi

Diperbarui: 4 April 2018   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

warga Mesir menyalurkan suaranya (dok.MEMO)

Pemilu di Mesir telah berakhir dengan kemenangan telak, 97% suara untuk El-Sisi. Hasil sebesar ini nyaris sama dengan hasil pemilu yang diperoleh El Sisi pada periode sebelumnya, empat tahun yang lalu.  

Kemenangan yang membawa sang Jenderal ke puncak kekuasaan di Mesir. Sayangnya, hasil kemenangan tersebut sangat diragukan oleh rakyat Mesir. Mereka menduga ada kecurangan yang dilakukan pihak El Sisi.

Ada beberapa persoalan yang terkait dengan pemilu ini. Dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah pemilih yang menggunakan haknya hanya sebesar  41% dari jumlah keseluruhan. Padahal, pemerintah El Sisi sudah memberikan ancaman kepada warga yang tidak mau ikut pemilu. Mereka akan dikenakan denda yang tinggi. Tetapi agaknya masayarkat tidak peduli dengan ancaman tersebut.

El Sisi memastikan kemenangan tersebut, setelah sebagian besar lawan-lawannya mengundurkan diri atau dipaksa keluar dari pertarungan. Satu-satunya saingan yang tertinggal hanyalah Moussa Mustafa Moussa. Sebenarnya Moussa bukanlah lawan El Sisi, karena sebelumnya dia adalah pendukung Jenderal itu. Moussa hanya dipasang sebagai 'saingan' palsu.

Selain itu, sebelum dimulainya masa kampanye untuk pemilu, terjadi pertemuan yang intensif antara El Sisi dengan pihak keamanan. Setelah itu ada penangkapan-penangkapan terhadap pihak-pihak oposisi. PBB dan badan-badan hak asasi internasional, telah mengecam peristiwa penangkapan yang dilakukan El Sisi. Tetapi tidak ada yang dapat menghentikannya.

Orang-orang yang diketahui tidak mau memilih El Sisi juga mendapat teror dan intimidasi. Proses pencalonan oposisi dihambat dengan berbagai cara dan alasan sehingga tak ada yang berhasil mencalonkan diri. Dengan begitu, otomatis El Sisi dapat memperlancar jalan untuk memenangkan pemilu kedua kalinya.

Beberapa tokoh oposisi berusaha menyerikan pemboikotan terhadap pemilu tersebut. Mereka mengungkapkan penindasan yang dilakukan kepada pihak oposisi agar tidak bisa mencalonkan diri. Berbagai media massa juga mendukung pemboikotan itu. Ada beberapa karikatur yang menyindir kecurangan El Sisi dalam memenangkan pemilu.

Sejak El Sisi berkuasa pada tahun 2014, banyak media yang telah dibungkam. Lawan-lawan politik atau tokoh-tokoh yang tidak menyetujui kebijakan-kebijakan pemerintah juga dibungkam, termasuk para aktivis organisasi kemanusiaan. Banyak aktifis Ikhwanul Muslimin yang mendapat hukuman mati melalui pengadilan atas perintah El Sisi.

Usaha El Sisi untuk menarik minat masyarakat mengikuti pemungutan suara antara lain dengan membagikan makanan yang sekarang harganya melambung tinggi. Setiap pemilih yang memberikan suaranya diberi 50 Pound Mesir. Bahkan ada sekitar 500 orang penduduk yang diberangkatkan umroh secara gratis.

Husni Mubarak, mantan presiden yang digulingkan, telah memberikan suaranya dengan pengawalan ketat. Sedangkan Mohammad Morsi dikabarkan jatuh sakit, kesehatannya menurun drastis karena ia menolak menjalani perawatan. 

Dengan demikian, tidak ada hambatan yang berarti bagi El Sisi untuk memuluskan rencananya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline