Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Becak ala Turki, Unik dan Menarik

Diperbarui: 4 Februari 2018   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Becak Turki (dok.Anadolu Agency)

Ngomong-ngomong soal becak, tidak hanya ada di Indonesia atau kawasan Asia Timur. Di negeri Ottoman yang semula tidak memiliki becak, kini sudah dilengkapi dengan kendaraan sejenis itu. Tapi yang jelas, penampakan becak ala Turki beda banget dengan becak ala Indonesia. Becak yang digunakan di Turki adalah becak yang cantik, unik dan menarik.

Kalau dilihat sepintas, bentuknya mirip tuk-tuk di negeri Gajah Putih. Tuk-tuk lebih banyak menyasar ke para wisatawan di Bangkok dan kota-kota wisata lainnya. Namun sebenarnya becak ini lebih mirip lagi dengan helicak yang pernah ada di Jakarta pada tahun 80-an. Helicak menjadi fenomenal saat itu karena menjadi lagu penyanyi cilik Chicha Koeswoyo.

Penggunaan becak di Turki memang merupakan hal baru, karena dikaitkan dengan kesadaran akan perubahan iklim yang sangat ekstrim. Seperti terjadinya pemanasan global, polusi dan meluasnya lubang ozon di langit. Becak dijadikan kendaraan alternatif yang mendukung gerakan cinta alam, karena tidak memakai mesin, tetapi dikayuh seperti sepeda atau becak di Indonesia.

27072551-1584440784926984-3461537509543625107-n-5a76bdc5ab12ae584b215a42.jpg

Pertama kali diperlihatkan di provinsi Kirklaleri, becak ini langsung menyedot perhatian warga setempat dengan sebutan taksi sepeda. Warnanya memang cukup mencolok, ditambah bentuknya yang unik. Untuk sementara, belum banyak dioperasikan karena masih dalam tahap produksi secara besar-besaran. Pengadaan becak ini ternyata bagian dari proyek bersama Uni Eropa.

Bersama hadirnya becak ini, sekaligus mengkampanyekan gerakan hidup tanpa emisi karbon. Turki menyadari betul pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca. Bagaimana mengajak masyarakat untuk berusaha meminimalisir dampak buruk pemanasan global dan perubahan iklim dengan mengurangi penggunaan emisi.

perkenalan 'taksi sepeda' (dok.Anadolu Agency)

Menurut rencana, proyek pengadaan becak ini akan berlangsung selama setahun penuh. Proyek senilai 62 ribu Dolar AS tersebut, masih dibatasi untuk wilayah-wilayah tertentu. Sebagai pilot project adalah distrik Luleburgaz, provinsi Kirklaleri.  Walikota Luleburgaz, Emin Halebak memperkenalkan becak atau taksi sepeda ini kepada masyarakat setempat.

Namun lebih dari itu, ada tujuan lain yang lebih mulia daripada sekedar menghadirkan kendaraan baru tanpa  emisi. Taksi sepeda atau becak lebih diutamakan untuk penduduk yang perlu mendapat perhatian lebih. Misalnya para lansia, perempuan hamil, kelompok difabel dan anak-anak. jadi, ini adalah kendaraan bagi prioritas bagi mereka agar minim kecelakaan, aman dan nyaman.

Istimewanya, Taksi sepeda ini tidak memungut biaya, atau digratiskan begitu saja untuk kelompok-kelompok penduduk di atas. Lalu bagaimana dengan penghasilan 'tukang becak' alias driver taksi sepeda? Jangan kuatir, mereka mendapat gaji tetap sebagai pegawai dari pemerintah setempat. bahkan mereka diberi pakaian seragam yang apik sehingga terlihat rapi.

Bagaimana jika Taksi Sepeda ini diaplikasikan ke Indonesia? Butuh riset dan pemikiran mendalam. Namun beberapa hal yang patut ditiru adalah, pertama, peruntukannya diutamakan untuk lansia, perempuan hamil, kaum difabel dan anak-anak. Kedua, mereka menjadi karyawan yang mendapatkan penghasilan tetap dari pemerintah. Ketiga, digunakan di provinsi atau wilayah yang memang membutuhkan kendaraan ini.

armada becak/taksi sepeda (dok.Anadolu Agency)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline