Film Thailand tidak bisa dipandang remeh. Semakin lama mutunya semakin bagus. Negara ini ternyata tidak hanya pandai membuat film horor yang banyak digemari orang. Sekarang sudah mampu memproduksi sebuah film berkelas Internasional. Film Bad Genius yang menyentuh kehidupan anak muda saat ini.
Pada waktu Gala Premier Bad Genius, saya dan teman-teman KOMIK mendapat undangan di CGV Grand Indonesia. Di sebuah resto terkenal yang menyajikan kopi, Coffe Bean, diadakan konperensi pers Bad Genius. Nggak main-main lho, hadir dalam kesempatan itu para pemain utama Bad Genius, ditemani Director filmnya. Bahkan hadir pula Duta Besar dari negeri gajah putih tersebut.
"Bad Genius adalah film Thailand yang paling populer. Dalam dua minggu berhasil meraup 40 Milyar," kata Duta Besar Thailand dengan bangga.
Kedatangan para pemeran utama film Bad Genius disambut histeris oleh para penggemarnya yang kebanyakan perempuan. Ada sekitar 50 orang mengerumuni area jumpa pers yang dibatasi pagar rendah. Mereka meneriakkan nama-nama pujaannya, dan ada pula yang mengacung-acungkan foto sang idola.
Memikat
Film ini memikat dari awal hingga akhir. Sejak adegan pertama dimana seorang gadis (SMA) bernama Lynn (diperankan oleh Chutimon Chuengcharoensukying) mendaftar di sekolah favorit bersama ayahnya. Lynn, adalah anak jenius yang banyak memiliki berbagai penghargaan. Sedangkan ayahnya adalah guru yang polos dan mendedikasikan dirinya untuk menjadi ayah terbaik. Ibu Lynn sudah bercerai dengan ayahnya ketika Lynn masih kecil.
Sebenarnya Lynn enggan sekolah di tempat tersebut karena biayanya tinggi. Tapi ayahnya sangat berharap agar Lynn masuk sekolah favorit agar bisa mengambil beasiswa kuliah di luar negeri. Penolakan Lynn justru membuat kepala sekolah tertarik, apalagi ketika Lynn menghitung seluruh biaya kehidupannya di luar kepala tanpa bantuan alat apapun. Kepala sekolah lantas menawarkan beasiswa, Lynn bersekolah gratis dan ditunjang uang makan.
Grace (diperankan oleh Oom Isaya), gadis cantik dan ramah yang pertama kali mau berkenalan dengan Lynn. Sayangnya dia kurang cerdas. Ia hampir gagal masuk theatre sekolah karena nilainya tidak memenuhi syarat. Lynn lalu membantunya ketika ujian sekolah. Grace menganggap Lynn sebagai gurunya. Ia memperkenalkan Lynn kepada kekasihnya, Pat dan mengundangnya ke rumah.
Pat ternyata anak jutawan yang juga tidak memiliki kecerdasan. Dia membujuk Lynn agar membantunya seperti Grace. Bahkan dia berani membayar 300 bath untuk setiap mata pelajaran. Lynn pun goyah, ia ingin memiliki banyak uang agar bisa meringankan kesulitan ayahnya. Akhirnya Lynn bersedia membantu Pat dan juga beberapa teman lain dengan bayaran yang sama per orang.
Lynn memutar otak, bagaimana cara membantu mereka ketika ujian sedang berlangsung. Ia menemukan metode, membuat kode dari nada musik melalui piano kesayangannya. Kode A, dibuat dengan beberapa ketukan jari di meja. Begitu pula untuk huruf-huruf yg lain. Ayah Lynn tidak tahu kegiatan anaknya. Ia mengira teman-teman Lynn yang datang adalah untuk belajar piano.
Masalah terjadi ketika saingan Lynn, pemuda bernama Bank yang juga jenius, mengetahui adanya kecurangan ketika berlangsung ujian. Akibatnya Lynn dipanggil kepala sekolah dan diinterogasi. Rahasia Lynn terbongkar, ayahnya menjadi malu. Lynn terancam tidak mendapat beasiswa untuk ke luar negeri.