Peledakan bom yang sasarannya dua gereja di Tanta dan Alexandra Mesir merupakan teror yang ditujukan untuk masyarakat. Teror ini jelas menimbulkan kepanikan sosial, terutama warga asing yang sedang bermukim di sana. Mereka dihimbau tidak meninggalkan rumah jika tidak ada kepentingan mendesak. Sulit untuk mengharapkan keamanan dari pemerintah. Lagipula masyarakat belum yakin siapa yang berada di balik teror tersebut.
Sampai saat ini pihak yang mengaku bertanggung jawab adalah ISIS. Kelompok teroris ini memang menguasai dan selalu ada di setiap negara yang sedang bergejolak dan dilanda konflik. Sasaran utama adalah negara-negara Islam di Timur Tengah, Teluk Persia atau laut Hitam. Meski ISIS juga ditengarai menjadi biang kerok teror di negara-negara damai, tetapi akibat yang ditimbulkan tidak separah kepada negara-negara konflik yang sarat akan kepentingan Barat.
Benarkah ISIS yang berada di belakang aksi peledakan BOM di Mesir? Mungkin ya, mungkin tidak. Jika memang ya, indikasi ke sana memang kuat, karena organisasi ini selalu berusaha meneror dimana saja. Gerak ISIS sebagai kepanjangan tangan negara-negara adidaya dan imperialis untuk menguasai dunia, tidak pernah terhenti. Karena mereka memiliki dana antah berantah dan tak terhingga.
Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa ISIS menguasai kawasan Sinai dan membina muslim garis keras untuk melawan pemerintahan Presiden Sisi. Karena itu sepanjang Sisi masih memimpin pemerintahan , akan terjadi aksi-aksi untuk menggoyahkan stabilitas negeri. Sedangkan Presiden Sisi berusaha untuk mempertahankan posisinya. Dalam hal ini ia harus mampu meredam aksi-aksi teror di Mesir.
Namun di sisi lain, telah beredar isu yang sebaliknya. Menurut seorang teman yang bermukim di Alexandra (tak ingin disebutkan namanya), sebagian masyarakat mulai memercayai bahwa teror ini dilakukan oleh pihak Sisi sendiri. Untuk apa? Mereka mengatakan bahwa teror bom ini sengaja dilancarkan pemerintahan Sisi untuk mengalihkan perhatian masyarakat. Kondisi masyarakat Mesir sekarang ini sedang sulit karena harga-harga kebutuhan pangan yang melambung tinggi.
Sebenarnya, setiap ada peristiwa yang terjadi di Mesir, selalu menimbulkan dua pendapat, pro dan kontra. Ada yang menyakini bahwa teror-teror adalah ulah ISIS dan yang kontra akan menuduh bahwa Sisi yang bertanggung jawab terhadap aksi teror tersebut. Soalnya, mantan Presiden Mesir yang digulingkan, yaitu Mursi, sampai saat ini tidak jelas keberadaannya, tidak ada yang tahu dia ditahan dimana. Mengingat hal itu maka sebagian masyarakat telah meramalkan bahwa Presiden Sisi akan berkuasa lagi untuk periode mendatang.
Himbauan KBRI
Menyangkut keselamatan Warga Negara Indonesia, kita patut mengacungkan jempol kepada KBRI Mesir. Sejak awal pertama Mesir bergejolak, KBRI telah cepat tanggap memerhatikan keselamatan orang Indonesia yang tengah berada di Mesir, baik sedang bekerja atau pun yang sedang menjalani studi di negara piramid tersebut. Jumlah WNI yang berada di Mesir kira-kira sebanyak 5000 orang dan terpantau dengan baik.
KBRI telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh WNI yang tinggal di Mesir agar selalu waspada dan hati-hati. Mereka diharapkan selalu mencermati setiap perkembangan situasi agar tetap dalam keadaan aman. Surat edaran itu berlaku sampai dengan batas waktu yang belum bisa ditentukan. Belum ada yang bisa memprediksi apakah teror ini akan berlanjut atau tidak.
Untuk sementara, perhatian masyarakat masih tertuju pada penanganan korban-korban bom yang meledak di dua gereja tersebut. Sebelum ini, sebetulanya kota Alexandria merupakan wilayah yang aman. tetapi sekarang telah menjadi sasaran aksi teror yang meresahkan.
sumber: WNI di Mesir (off the record)