Pernah merasakan sensasi itikaf yang lain dari yang lain? Nah ini ada pengalaman itikaf yang berbeda dari biasanya. Itikaf ini memang tak lepas dari Masjid, bedanya, kita menempati tenda-tenda yang di pasang di halaman Masjid. Hanya ada satu Masjid yang menyelanggarakan itikaf semacam ini, yaitu Masjid Habiburrahman di kompleks PT Dirgantara Indonesia.
Sebagaimana biasa, setiap masjid dipenuhi oleh jamaah yang beritikaf pada 10 malam terakhir. Demikian pula Masjid Habiburrahman. Masjid ini sudah mempunyai program itikaf selama 14 tahun. Hebatnya, itikaf di masjid ini tidak hanya diisi oleh orang dewasa, remaja, anak-anak, bahkan balita pun bisa ikutan itikaf. Soalnya ada sensasi tersendiri ketika beritikaf di masjid ini. Ada sesuatu yang sangat spesial.Kalau kita memasuki halaman masjid Habiburrahman dalam 10 malam terakhir, kita akan melihat barisan tenda milik jamaah yang berwarna warni.
Kegiatan malam diawali dengan shalat tarawih berjamaah di dalam masjid. Bacaannya cukup panjang, antara setengah hingga satu juz . Karena itulah, agak lama shalat tarawih baru selesai. Setelah itu, para jamaah bisa beristirahat tidur selama kurang lebih dua jam di dalam kemah bersama keluarganya. Ketika terbangun, mereka kemudian melaksanakan Qiyamul Lail secara berjamaah, dimulai pukul 00.30 WIB. Shalat Qiyamul Lail ini berlangsung kira-kira tiga jam dengan bacaan Quran 2,5 juz. Hal ini dimaksudkan agar jamaah bisa mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu 9-10 hari. Program itikaf ini dipimpin oleh Ustadz Abdul Aziz Abdur-Rauf yang bertugas menjadi imam bersama para hafidz tim LTQ Habiburrahman.
Beberapa jamaah dari daerah lain, yang menyukai cara itikaf ini sengaja mengambil cuti pada sepuluh hari terakhir Ramadan dan memboyong keluarganya ke sana. Jadi, itikaf ini bisa multi fungsi, mempererat hubungan keluarga, meningkatkan iman, seraya meraih pahala maksimal di bulan Ramadan. Misalnya keluarga Buurhanuddin yang memboyong 15 orang keluarganya. Mereka sudah mengikuti itikaf di masjid ini sejak tahun 2003.Begitu pula SMPIT Cordova dimana para siswanya telah menjadi jamaah Masjid Habiburrahman sejak tahun 2006. Karena itulah sekolah ini juga sering bekerja sama dalam kegiatan-kegiatan agama.
Pada saat makan sahur, panitia menjual kupon yang ditukkarkan dengan nasi bungkus setelah Qiyamul Lail selesai. namun bila ingin menu lain, ada puola pedagang makanan di sekitar area masjid. Sedangkan air minum disediakan secara gratis berupa air galon. Alternatif lain, adalah membawa bekal makanan dari rumah. Tentu saja yang bisa membawa bekal adalah jamaah yang tinggalnya tak jauh dari masjid. lalu jamaah makan sahur bersama-sama di atas tikar. Kelihatannya seperti piknik di malam hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H