Dalam puncak musim panas ini kita harus mewaspadai datangnya El Nino. Kemarau panjang akan terjadi. Kita pun sudah merasakan betapa panasnya cuaca saat ini karena belum turun hujan sekitar sebulan. Pemicunya adalah pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Lalu disusul El Nino yang ditandai munculnya gelombang panas yang telah menelan korban di India dan Pakistan. Gelombang panas ini akan menyebabkan mundurnya musim penghujan yang biasanya jatuh pada bulan Oktober, menjadi bulan November.
Kemarau panjang dan gelombang panas sangat berpengaruh terhadap pertanian. Hal yang paling mencolok mata adalah ancaman gagal panen. Kalau ini terjadi di seluruh Indonesia, maka berdampak pula pada ketahanan pangan nasional. Di beberapa daerah mulai mengalami kekeringan. Bahkan armada Damkar dan water canon telah dikerahkan untuk menyiram tanaman padi di wilayah persawahan Indramayu.
Kementrian Pertanian memperkirakan luas lahan yang bakal terkena El Nino sekitar 150.000 hingga 200.000 ha. Dari luas tersebut potensi gagal panen adalan sebesar 10-20%. Memang saat ini belum terlihat penurunan produksi pertanian. BPS masih optimis bisa menghasilkan 75.55 juta ton gabah kering giling, dan 20.67 juta ton jagung pipilan kering, serta 43.870 ton kedelai. Meski begitu, kita tetap harus belajar dari pengalaman dan mengantisipasi dampak buruk El Nino. Pada tahun 1997, El Nino menyebabkan bencana kekeringan yang luas sehingga kebakaran hutan melanda pulau Sumatera dan Kalimantan.
Salah satu upaya strategis mengantisipasi El Nino adalah menjamin pasokan air yang cukup ke lahan-lahan pertanian. Adalah hal yang mendesak untuk membangun bendungan-bendungan dan infrastruktur pertanian seperti irigasi secara menyeluruh. Selain itu adalah menyiapkan banyak pompa air. Pompa air ini akan mengangkat air tanah dan mengalirkannya untuk pertanian. Wilayah-wilayah yang paling rawan kekeringan, harus menjadi perhatian utama keberadaan pompa-pompa tersebut.
Pembangunan bendungan-bendungan baru adalah hal yang mutlak. Bendungan memiliki multi fungsi, tidak hanya untuk pengairan lahan pertanian, tetapi juga untuk pembangkit listrik, pengendalian banjir, dan kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat. Memang Presiden Jokowi menargetkan pembangunan 49 bendungan baru pada lima tahun masa pemerintahannya. Dan menurut rencana, 13 bendungan akan diselesaikan tahun ini.
Kita berharap, langkah-langkah tersebut segera dapat direalisasi sebelum datangnya El Nino. Meski begitu, Menteri Pertanian telah menyiapkan varietas padi yang tahan kekeringan dan mampu bertahan tanpa air untuk jangka waktu yang cukup lama. Saat ini juga sedang dikembangkan teknologi pengolahan untuk mempercepat masa tanam. Mudah-mudahan pertanian kita masih bisa diselamatkan dari ganasnya El Nino.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H