Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

'Addicted' dengan Pewangi Pakaian

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apakah anda termasuk orang yang sangat gemar memakai pewangi pakaian? Kadang saya merasa heran mengapa ada orang yang begitu tergila-gila dengan bau harum dari berbagai macam pewangi sehingga selalu memakainya di setiap kesempatan. Seakan-akan dia tak bisa menjalani hidup tanpa menggunakan pewangi-pewangi tersebut.

Saya menyaksikan sendiri bagaimana orang menjadi begitu addicted dengan pewangi pakaian. Kalau hanya memakainya sekali saja sih tidak menjadi masalah. Tetapi kalau sampai menggunakannya berkali-kali untuk baju yang sama, berarti ada yang tidak beres pada orang yang bersangkutan.

Hal ini terjadi pada kakak saya sendiri, yang teramat gemar menggunakan pewangi pakaian. Boleh dikatakan pakaian-pakaian yang dikenakannya mengalami empat kali proses pewangian. Pertama, merendam pakaian dengan sabun deterjen yang menggunakan pewangi. Kedua, setelah dicuci dan dibilas, lalu direndam lagi dengan pewangi, kemudian  baru diperas dan dijemur. Ketiga, ketika diseterika, pakaian  juga disemprot lagi dengan pewangi banyak-banyak. Keempat, ketika sedang dikenakan, pakaian kembali disemprot dengan parfum atau minyak wangi. Mungkin jika pakaian bisa berbicara, ia sudah berteriak karena muak dengan pewangi-pewangi tersebut.

Secara logika, untuk apa menggunakan pewangi berulangkali? Tidak ada gunanya. Hal itu justru merupakan pemborosan, karena merek pewangi tersebut berbeda-beda. Berarti ada berapa jenis pewangi yang harus dibeli.  Kemudian, bau harum yang dikeluarkan oleh tiap pewangi tersebut juga berbeda, sehingga terjadi 'tabrakan' bau pada pakaian yang menjadi korban.

Tidak Percaya Diri

Jika anda merasa kecanduan pewangi seperti halnya di atas, maka anda perlu memeriksa  kesehatan jiwa pada seorang psikiater. Cobalah renungkan, apakah kegilaan terhadap pewangi itu akibat dari rasa rendah diri? Mungkin anda tidak percaya diri jika tampil tanpa menggunakan pewangi. Anda baru bisa melangkah keluar rumah jika mengenakan pakaian yang harum.

Tidak percaya diri tanpa pewangi adalah cukup wajar jika anda mempunyai bau badan yang tidak sedap. Mungkin anda trauma karena banyak teman yang menjauh karena badan anda berbau. Pemakaian pewangi yang berlebihan merupakan pelampiasan agar  bau tubuh anda tidak tercium orang lain.  Dengan pewangi itu anda baru berani berhadapan dengan orang lain. Apalagi jika bertemu dengan atasan atau Bos di kantor.

Kemungkinan kedua adalah penampilan fisik anda yang tidak menarik. Banyak orang yang tidak mau berlama-lama dengan anda karena tidak cantik atau tampan. Karena itu anda menggunakan pewangi agar keharuman yang menyertai dapat membuat teman betah bersama anda.  Padahal daya tarik fisik tidaklah dominan di dalam pergaulan. Kepribadian anda adalah yang paling menentukan.

Jika  tidak punya masalah dengan bau badan dan mempunyai skill di bidang yang anda tekuni, tak perlu merasa rendah diri. Kelebihan anda adalah daya tarik dan magnet tersendiri sehingga orang lain akan menyukai anda. Jadi, menggunakan berbagai pewangi pakaian tidak akan banyak membantu dalam pergaulan. Boleh saja memakai pewangi, tetapi secukupnya saja, jangan berlebihan. Inner beauty, itulah yang seharusnya menjadi andalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline