Titik cerah masih ada dalam dunia bulutangkis kita. Setidaknya dalam ajang Sudirman Cup, tim nasional Indonesia masih bisa unjuk gigi, berhasil melaju menundukkan lawan-lawannya. Semalam, Indonesia lolos dari babak penyisihan dengan mengalah tim bulutangkis dari Inggris dengan skor 3-2.
Kemenangan atas Inggris ditentukan oleh ganda putri Indonesia yaitu Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polli yang menaklukkan pasangan Inggris Heather Oliver/ Lauren Smith yang mudur karena tidak bisa melannjutkan pertandingan akibat mengalami cedera dalam kedudukan 21-5.
Dengan kemenangan tersebut, Indonesia tinggal memperebutkan gelar juara grup C1 dalam pertandingan babak penyisihan terakhir. Tim nasional RI akan menghadapi tim dari Denmark, besok Rabu (13-5-2015). Meski begitu, tim Indonesia akan bermain total mengingat bahwa Denmark juga merupakan lawan yang cukup berat dan saingan yang harus diperhitungkan dalam arena bulutangkis.
Peluang Menang
Memang sangat sulit memprediksi apakah Indonesia bisa menjadi juara dan memboyong Piala Sudirman ke tanah air. Hal ini mengingat prestasi bulutangkis semakin tidak menggembirakan alias jeblok. Sejak tahun 1989, Indonesia selalu gagal dalam perebutan piala ini. Akibatnya, Piala Sudirman 'jalan-jalan' ke luar negeri bersama negara-negara pemenang lainnya.
Namun tekad tim nasional adalah berusaha sekuat mungkin untuk merebut kembali Piala Sudirman. Sebagaimana yang telah ditekankan oleh pemain senior, Liliyana. merasa bertanggungjawab untuk membawa pulang Piala Sudirman.
"Sebagai pemain senior, saya berkewajiban merebut angka bersama Tontowi, Hendra/Ahsan, Greysia/Nitya dan Bella. Sebagai tim, kami harus menunjukkan permainan terbaik." tandas Liliyana. Ia berharap bisa membawa tim Indonesia menjadi juara sejati.
Tekad saja memang tidak cukup. Lawan-lawan berat masih harus dihadapi seperti Tiongkok, Korea Selatan dann negara tetangga, Malaysia. Mereka adalah negara-negara yang selalu mendominasi dunia bulutangkis setelah Indonesia. Setelah kejayaan era Susi Susanti dkk, prestasi kita masih jatuh bangun.
Modal yang harus ada dalam tim nasional Indonesia adalah semangat yang pantang menyerah. Pemain-pemain yunior tidak boleh mudah putus asa. Mereka harus memiliki mental juara, agar sanggup bertahan terhadap setiap tekanan lawan dan membalikkan keadaan. Selain itu, kondisi tubuh masing-masing atlet harus selalu dijaga agar tetap prima dalam setiap pertandingan. Atlet-atlet bulutangkis Tiongkok tampak segar sejak pertama pertandingan hingga akhir. Jadi, butuh stamina prima untuk menghadapi mereka.
Dengan usaha yang maksimal, maka masyarakat Indonesia berkewajiban mendoakan atlet-atlet tersebut agar berhasil memenuhi harapan kita. Semoga mereka berhasil memenangkan kejuaraan tersebut dan membawa pulang Piala Sudirman. Dengan demikian prestasi bulutangkis akan terangkat kembali.
Semoga.