Si Mario, penyusup pesawat yang dikabarkan melarikan diri, ternyata telah ditemukan di bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara. Diduga kuat ia akan mengulangi perbuatannya. Agak aneh, dia bukannya bersembunyi ketakutan karena terancam hukuman penjara, malah ingin kembali beraksi menjadi penumpang gelap. Rupanya dia tidak kapok sama sekali. Apa ada yang tidak beres dengan Mario?
Mario memang direkomondasikan diperiksakan kejiwaannya oleh seorang psikiater. Ia telah direncanakan untuk ditangani oleh psikiater di Pekan Baru, Riau. Namun sebelum hal itu terlaksana, Mario keburu kabur sehingga membuat keluarganya panik. Setelah Mario ditemukan, pemeriksaan psikiater menjadi agenda yang mendesak untuk mengetahui kondisi kejiwaan Mario. Mengapa ia senang menyusup secara ilegal dengan cara yang berbahaya.
Antara Obsesi dan Mimpi
Mungkin kita harus menelaah kembali bagaimana pola pikir anak muda seperti Mario. Apakah dia seorang pemimpi atau mempunyai obsesi yang terlalu tinggi. Akan lebih baik jika kita mengetahui bagaimana dia mendapatkan pendidikan di dalam keluarga. Mungkin keadaan keluarga yang membuat Mario ingin pergi jauh meski dengan cara yang tidak lazim. Selain itu, perlu diselidiki pula bagaimana pergaulan Mario dengan teman-temannya, apakah ia memiliki sahabat atau tidak, hal itu dapat membantu untuk memahami Mario.
Kalau ditilik dari keluarga, suku Batak biasanya mendidik anak secara keras. Apakah cara ini tidak membuat Mario merasa betah di rumah sehingga ingin pergi sejauh-jauhnya, perlu ditanyakan pada ibunya, yang selama ini mengasuh Mario. Kondisi perekonomian keluarga juga menjadi pemicu tindakan nekad Mario. Kalau ia memiliki hasrat besar untuk bepergian sedangkan keuangan tidak memungkinkan, lalu Mario mencari jalan pintas.
Sedangkan bila dilihat dari pergaulan Mario, barangkali ada yang memicu Mario untuk beraksi nekad. Entah itu ada tantangan dari teman-temannya atau Mario ingin membuktikan dirinya sebagai orang yang 'hebat' dsb. Biasanya dorongan teman-teman lebih kuat daripada keluarga, karena ada kepentingan menguatkan jati dirinya sebagai seorang pemuda. Sebab ada keanehan yang terjadi, bahwa di facebook Mario tertulis status, "Mak, aku sekarang terkenal.". Status itu muncul pada saat Mario sedang ditahan, dan dia tidak membawa handphone.
Namun sebenarnya paling penting adalah melihat kebiasaan-kebiasaan Mario. Apakah dia senang membaca atau menonton film. Adakah kemungkinan ia terobsesi dengan apa yang dibaca atau ditontonnya. Sebagai pemuda yang tidak kuliah atau bekerja, tentu ada obsesi-obsesi yang sulit terwujud, kecuali dengan jalan yang tidak normal. Mungkin Mario mempunyai obsesi dan mimpi tersendiri.
Terlepas dari semua itu, bagi anak muda aksi Mario bukanlah tindak kejahatan. Seorang keponakan laki-laki mengatakan kepada saya, bahwa dia heran melihat ibu Mario menangis, Menurut dia, ulah Mario bukan sesuatu yang menyedihkan atau memalukan. Wajar jika anak muda mencoba sesuatu yang baru, yang menurutnya dapat mengekspresikan dirinya. Nah, pola pikir anak muda ini memang berbanding terbalik dengan pola pikir orang dewasa. Mudah-mudahan Mario bukan sakit jiwa, tetapi hanya karena memiliki obsesi dan mimpi yang kelewat tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H