Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Rupiah Lemah, Blessing in Disguise untuk Pariwisata Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142651582688521940

[caption id="attachment_403282" align="aligncenter" width="300" caption="KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN MOZES Peserta Parade Budaya Lombok Sumbawa 2013 saat berada di Jalan M H Thamrin, Jakarta, Minggu (16/6/2013)."][/caption]

Melemahnya rupiah, tidak selalu membawa dampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Pada sektor pariwisata, justru hal ini bisa menguntungkan. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mempromosikan pariwisata Indonesia semaksimal mungkin. Jadikan tahun 2015 ini sebagai tahun Kunjungan Pariwisata Indonesia sebagaimana yang dicanangkan pemerintah.

Ada jenis wisatawan yang dibidik:

1. Wisatawan domestik; Para pelancong dari dalam negeri sangat banyak. Selama ini banyak orang Indonesia yang gemar bepergian ke luar negeri untuk mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal dunia. Satu pola pikir yang salah di benak sebagian orang Indonesia adalah terlalu memuja dunia Barat, sehingga mereka selalu bercita-cita untuk dapat ke Eropa dan AS. Suatu kebanggaan bagi mereka jika telah berhasil keluar negeri, khususnya dunia Barat. Padahal justru orang-orang Barat banyak yang tergila-gila pada dunia Timur yang dianggap masih eksotis. Melemahnya rupiah, akan mengerem sebagian para pelancong tersebut untuk membuang dolar di luar negeri. Mereka akan mempertimbangkan tempat-tempat wisata dalam negeri yang sedang booming seperti Raja Ampat, Pulau Komodo dll. Kita bisa mencegah mengalirnya uang keluar negeri.

2. Wisatawan mancanegara; Turis-turis dari luar negeri sangat menyukai keindahan alam yang masih asli dan asri, belum banyak terjamah oleh manusia. Indonesia memiliki banyak tempat yang menarik perhatian mereka. Begitu mereka mengenal Indonesia, mereka akan menceritakan dan mengajak orang-orang lain untuk datang ke negeri ini. Apalagi jika nilai mata uang lebih rendah dari dolar, lebih menguntungkan para traveler. Mereka bisa ke banyak tempat wisata tanpa merogoh kocek terlalu dalam.

Dalam hal memajukan pariwisata tahun ini, pemerintah telah melakukan beberapa langkah. Pertama, mengggunakan event-event internasional untuk promosi wisata di Indonesia. Salah satunya adalah mengikuti pameran di Jerman dengan logo "Wonderful Indonesia'. Di sana stand Indonesia menampilkan beragam budaya Nusantara dan menyita perhatian masyarakat. Orang-orang Jerman ingin tahu lebih banyak tentang Indonesia. Sedangkan yang sudah pernah ke sini, ingin kembali lagi untuk mengunjungi tempat yang belum pernah didatanginya.

Kedua, Pembebasan visa untuk lima negara. Pembebasan visa ini adalah untuk meningkatkan kunjungan para wisatawan dari lima negara tersebut. Tentu saja pembebasan visa ini berkaitan dengan hubungan bilateral yang semakin baik dan persahabatan antara Indonesia dengan negara-negara tersebut. Misalnya dengan China dan Rusia, Indonesia banyak melakukan transaksi perdagangan. Investor dari kedua negara tersebut telah menanamkan modalnya ke Indonesia. Karena itu, dengan pembebasan visa, diharapkan orang-orang yang datang tidak hanya dalam keperluan bisnis, tetapi juga untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.

Karena itu, kita bisa berharap bahwa melemahnya rupiah bisa mendorong sektor pariwisata utuk lebih menggeliat. Sesungguhnya sektor ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi daerah setempat, baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakatnya. Perekonomian akan tumbuh sejalan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri. Saatnya sektor pariwisata bebenah. Travelers, ayo jelajah Nusantara dari Sabang sampai Merauke.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline