Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

7 Sifat Ahok yang Tak Ada Pada Pejabat Lain

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ahok memang fenomenal. Sejak tampil bersama Jokowi, ia sudah menjadi sorotan.  Cara dia berkata-kata, bersikap dan mengambil keputusan, sangat bertolak belakang dengan kebiasaan para pejabat pada umumnya. Ia bagaikan badak yang berusaha mendobrak tradisi. Ahok adalah sosok representastif dari generasi muda yang sudah jenuh akan kemunafikan yang biasa ditunjukkan para petinggi.

1. Berani

Ahok tidak pernah takut dalam menyuarakan pendapatnya terhadap setiap masalah. Dia juga berani menentang orang-orang yang dianggap menghalangi pekerjaannya, walau orang tersebut memiliki pengaruh dan kekuasaan yang lebih besar darinya. Ia bahkan tak gentar terhadap konspirasi suatu komplotan, golongan atau mafia yang berusaha melengserkan dirinya.

2. Tegas

Ahok adalah orang yang tegas dalam bersikap. Sekali sudah mengambil langkah, ia tidak akan surut ke belakang. Ahok konsekuen dengan apa yang diaktakannya. Sekali A tetap A, dia tidak akan mengubahnya menjadi B hanya karena tekanan orang lain atau keadaan.

3. Tidak Gila Jabatan

Memang karir politik Ahok cepat meningkat, tetapi ia memang memulai dari bawah dengan usaha dan tekadnya sendiri. Bantuan dan dukungan dari pihak lain adalah pelengkap. Karena itu dia tahu arti kata jatuh. Ahok tahu resikonya bermain di politik dengan melawan arus. Jadi ia juga tidak sungkan mempertaruhkan jabatan selama ia merasa berada di jalur yang benar.

4. Blak-blakan

Ahok adalah orang yang selalu terbuka, transparan, mengatakan apa adanya. Ia tidak suka menyembunyikan sesuatu, apalagi jika hal itu menyangkut masalah tanggung jawab yang diembannya sebagai Gubernur. Jika salah, dikatakan salah, jika benar dikatakan benar.

5. Anti Korupsi

Ahok sangat membenci korupsi. Dia berusaha agar jajarannya dipegang oleh orang-orang yang bisa dipercaya. Karena itulah ia melakukan perombakan besar-besaran. Ia tidak mau uang negara menjadi sia-sia di perut koruptor sementara banyak yang harus dilakukan untuk rakyat. Pembenahan kota Jakarta sebagai ibukota membutuhkan dana yang sangat besar, dan ini hanya bisa dilakukan jika anggaran digunakan sebagaimana mestinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline