Siapa yang tak mengenal THR (Tunjangan Hari Raya)? THR selalu ditunggu setiap tahun oleh setiap karyawan, baik pegawai negeri maupun swasta. Jumlahnya setara dengan gaji selama satu bulan. Karena itulah THR juga disebut dengan gaji ke-13. THR ini hanya diberikan pada bulan Ramadhan, ketentuannya adalah seminggu sebelum datangnya Hari Raya Idul Fitri. Maksudnya adalah membantu keluarga muslim untuk merayakan hari tersebut.
THR ibarat vitamin yang dibutuhkan tubuh kita untuk memiliki daya dalam menghadapi lebaran. THR juga ibarat infus yang menunjang sembuhnya orang yang sakit. Karena itu pengaruh THR sangat tinggi untuk masyarakat Indonesia. Bukan hal yang jika seorang istri bertanya kepada suaminya, "THR sudah keluar?" Karena para istri gelisah jika THR belum keluar, mereka butuh dana tersebut untuk memenuhi keperluan segala macam.
Pada umumnya, THR dialokasikan untuk:
1. Biaya mudik atau pulang kampung. Pada saat inilah para karyawan yang berasal dari luar kota, ingin kembali berkumpul bersama keluarga besarnya, bersilaturahmi dan melepas kerinduan yang terpendam selama setahun. Biaya naik angkutan umum meningkat dua kali lipat, baik angkutan darat, laut, dan udara.
2. Biaya membeli baju baru. Sebetulnya ini hanya sebuah kebiasaan. Agama Islam tidak mengharuskan memiliki baju baru. Pada shalat hari Raya, hanya perlu mengenakan baju yang bersih dan baik. Namun karena masyarakat sudah terbiasa membeli baju baru, terutama untuk menyenangkan anak-anak yang telah berpuasa, maka dana untuk baju baru harus tersedia.
3. Menyiapkan makanan dan masakan pada hari Lebaran. Tidak ada yang mau mejanya terlihat kosong ketika tamu berdatangan. Mereka menyiapkan kue-kue kering, dan minuman yang dapat disuguhkan kepada para tamu. Di hari istimewa ini, masyarakat Indonesia memasak menu spesial ketupat dan lontong dengan lauk pauk lengkap. Harga daging ayam dan sapi melonjak drastis, sehingga butuh dana yang cukup besar.
4. Membagikan uang kepada anak-anak yang datang. Sebagian orang mempunyai kebiasaan memberikan uang kepada anak-anak yang datang. Inilah yang membuat anak-anak senang berkeliling ke semua rumah. Mereka bisa mendapatkan 'penghasilan' di hari Lebaran. Seiring dengan waktu, semakin lama, semakin besar jumlah nominal yang dibagikan. Memang tidak perlu memaksakan diri membagikan uang jika tidak memiliki dana cukup, tetapi bagi yang sudah biasa, akan tetap ditagih oleh anak-anak.
5. Berwisata bersama keluarga. Pada hari Raya Idul Fitri, banyak orang yang ingin berwisata bersama keluarga. Sejak hari pertama hingga masa cuti habis, tempat-tempat wisata selalu dipenuhi oleh masyarakat. Mereka memanfaatkannya untuk bersenang-senang bersama keluarganya.
Nah, begitulah penggunaan THR untuk masyarakat Indonesia. Bagaimana nasib orang yang tidak punya THR karena bukan karyaawan. Mereka harus bersusah payah mengumpulkan sebagian dari penghasilan agar bisa merayakan Lebaran sebagaiman yag lainnya. Kalau tidak punya uang sama sekali, anda masih bisa pakai kaos bekas kampanye kemarin :)
[caption id="attachment_348933" align="aligncenter" width="420" caption="THR"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H