Lihat ke Halaman Asli

Pilihan Langit (Kabur di Malam Pernikahan Bagian 9)

Diperbarui: 28 November 2024   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Kabur di Malam Pernikahan
Bagian 9

"Bang, tolong kembalikan gulingku!" Aku berdiri di sampingnya dengan tatapan penuh kecurigaan.


"Lo, aku enggak tahu gulingmu di mana? Nih, ada gulingku kalau mau!" Alif memberikan guling berwarna cokelat polos.


"Abang, sekali lagi aku tegasin. Disembunyiin di mana gulingku?!"


"Nih, ambil di sini!" Alif bangkit dari tempat tidur, lalu duduk di bibir ranjang.


Aku mencari guling di belakang punggung Alif, kemudian tiarap menyisir kolong tempat tidur. Nihil.


"Bang, aku udah capek nyari. Tolong tunjukin di mana gulingnya," ucapku sembari mengelap keringat dengan ujung kerudung.


"Aku bilang di sini. Di hatiku." Alif menarik tanganku, kemudian meletakkan di dadanya. Sejenak aku merasakan degupan jantungnya yang berirama. Untung kesadaranku kembali dengan cepat.


Aku menarik tanganku, lalu melangkah menuju sofa dengan mengentakkan kaki. Kesal.


"Kamu bercandanya keterlaluan, aku 'kan enggak bisa tidur tanpa guling itu." Air mataku lolos berjatuhan.


Alif terkesiap melihatku. Mungkin dia tidak menyangka, apa yang dilakukannya telah membuat seorang Tiara terluka.
"Ti-Tiara, maaf tadi bercandaku kelewatan ya!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline