Lihat ke Halaman Asli

Supriyatna

Emosi diujung pena

Cemara Putih | Puisi Teruntuk Dedi Mulyadi Karya Supriyatna

Diperbarui: 15 Juni 2022   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tapak kaki mulai menelusuri
Atas panggilan suara nurani
Sabda alam terus menghantui
Untuk melihat rintihan bumi

Tedak banten hulu mataram
Gembong cirebon puser cirebon
Suku darmaju palang jarak
Sumereb cemara putih

Putih perisaimu eloknya hati
Berbagi empati dipelosok negeri
Rasa asih menyelimuti jati diri
Pesona cemara putih kian mendekati

Air mata siksa batin waktu sunyi
Tertolak hadirmu dikala mengabdi
Tajam fitnah hantui tidur mu
Kau laku tapa ikhlaskan bebanmu

Hatimu kian bergetar menolak benci
Mulai meratapi isyarat melati
Bangkit melawan gejolak hati
Kini mengabdi membangun nafas negeri

Lintas majalengka pucuk impian
Sepercik harapan dalam genggaman
Bertolak arah ke lembur pakuan
Kini engkau menjadi pujian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline