Lihat ke Halaman Asli

Supriyatna

Emosi diujung pena

Emosi di Ujung Pena

Diperbarui: 20 Mei 2020   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kata Pengantar

Asalamu'alaikum wr wb , salam santun kepada seluruh pembaca.

syukur Alhamdulillah atas izin dan Ridho Allah swt maka Tulisan ini dapat saya selesaikan dan persembahkan kepada para pembaca.

Dan tidak lupa syafaat serta sholawat saya haturkan kepada Nabi Muhammad Saw . Karena kehadirannyalah kita semua menjadi umat manusia yang terlepas dari zaman kegelapan.

dan karena Beliau pula saya menjadi semangat untuk meluapkan kreativitas di ujung pena ini.

semoga kisah yang tertoreh melalui goresan pena ini dapat bermanfaat dan juga kita sekalian dapat mengambil hikmah pelajaran dari isi cerita yang saya sajikan ini.

Jakarta , 20 mei 2020
        Supriyatna
                          *****

                          BAB I
                Hati Tak Bertuan

Sore itu Aku bersandar di sebuah dermaga Tua , tempat dimana Aku dan Dirinya pernah saling bersandar lelah, melepas penat dan juga berbagi cinta dan kasih.

Dan saat ini pun dengan suasana yang tiada jauh berbeda ketika itu,

di temani semilir angin yang behembus perlahan, dan deru ombak yang sedang bertikai.
dan juga di sajikan oleh pemandangan beberapa perahu Nelayan yang sedang berjuang melawan kawanan Ombak di tengah lautan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline