Lihat ke Halaman Asli

Nurdin Taher

TERVERIFIKASI

Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Astaga, Ibu Sylvi Ini ke Mana Aja? Jangan Asal Mangap Dah!

Diperbarui: 11 Februari 2017   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sbr; http://intisari-online.com/Intisari-News/Pilkada-Dki-2017-Inilah-Hasil-Survei-Setelah-Debat-Pertama

Oleh : eN-Te

Debat pamungkas antara pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur DKI telah berlangsung tadi malam (Jumat, 11/2/17). Tiga paslon tampil dengan percaya diri memaparkan visi dan misi untuk membangun Jakarta ke arah yang lebih baik. Tak lupa masing-masing paslon menjajakan ‘jualannya’ dengan berbagai janji manis.

Terutama paslon 1 dan 3. Karena keduanya merupakan pendatang baru yang ingin pula mengadu ‘nasib’ mencoba ‘ramuan herbal’ yang sedang dibuatnya untuk membenahi dan mungkin pula sebagai obat penawar bagi kemajuan Jakarta, yang dalam kaca mata kedua paslon, tidak ada prestasi sama sekali yang ditorehkan oleh petahana.

Bagi paslon 1, Jakarta tidak layak dipimpin oleh petahana (Ahok). Karena bagi, AHY, cagub paslon 1, Ahok memiliki karakter yang sangat buruk. Maka menjadi wajar bila sepanjang debat, baik ketika menyampaikan visi dan misinya, maupun ketika masuk pada ses-sesi selanjutnya, AHY selalu memusatkan perhatiannya untuk terus menyerang dan menyinmggung karakter petahana, dibandingkan berusaha focus menjawab dan mengelaborasi pertanyaan yang diajukan kompetitornya.

Setali tiga uang, cawagub paslon 1, Sylviana Murni juga tak mau kalah dengan ‘kompatriotnya’. Sayangnya, Sylvi kurang mengumpulkan amunisi yang cukup kuat untuk juga menembak ke sasaran (karakter) petahana. Tanpa memperhitungkan serangan balik lawan, Sylvi dengan percaya diri menyerang kebijakan petahana menyangkut pekerja disabilitas di pemerintah provinsi  (pemprov) Jakarta. Entah Sylvi lupa bahwa meski dia sekarang adalah kompetitor petahana, dia juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari birokrasi (sebagai birokrat) selama lebih 30 tahun di pemprov Jakarta.

Seperti biasa dengan senyum sinis Sylvi maju ke depan podium untuk mengajukan pertanyaan kepada paslon 2. Mungkin dalam pikirnya, pertanyaan dan data yang akan dikemukakan itu merupakan data valid dan sangat kredibel, sehingga sang petahana tidak dapat lagi mengelak.

Sayangnya, perkiraan Sylvi sangat jauh meleset. Bahkan tak dinyana dan tak diduga, Ahok langsung mendaratkan upper cut maut ke wajah paslon 1, terutama Sylvi. Ahok tanpa tedeng aling-aling langsung menskakmat paslon 1. Maka terlontarlah ungkapan kekagetan Ahok yang menyentak sekaligus mengejek seperti tertera sebagai judul tulisan ini. “Astaga, Ibu Sylvi ini ke mana aja?” (link terkait).

Pernyataan Ahok itu terlontar untuk mengekpresikan rasa kagetnya terhadap ‘ketidaktahuan’ Sylvi terhadap keberadaan penyandang disabilitas sebagai pegawai pemrov Jakarta. Dalam kacamata Ahok, sebagai seorang birokrat senior di pemprov Jakarta selama lebih dari 30 tahun, tidak mungkin seorang Sylvi tidak tahu. Atau mungkin, Sylvi hanya ingin menguji pengetahuan petahana?

Tidak hanya kali ini saja Sylvi mendapat ‘sentilan’ Ahok. Pada debat kedua pun, Sylvi juga sudah ‘ditegur’ petahana, agar ketika menyampaikan pertanyaan maupun sanggahan dalam debat supaya lebih berhati-hati dan menggunakan data yang valid dan kredibel. Dalam debat kedua, Ahok menyindir Sylvi dengan sebutan birokrat lama yang tidak paham. "Birokrat lama memang banyak yang tidak memahami hal ini. Padahal ini sudah digunakan sejak 2001 dan 2006 digunakan nasional. Terlihat sekali Bu Sylvi tidak paham dengan Undang-Undang Keuangan Berbasis Kinerja," ujar Ahok (baca di sini).

Oleh karena itu, jangan asal njeplak, karena itu hanya membangun opini yang menyesatkan karena tidak didukung data yang benar. Sehingga hal itu dapat menjadi bumerang menyerang balik menampar muka sendiri. Ibarat menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.

Wallahu a’lam bish-shawabi

Makassar, 11  Februari  2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline