Gandengan Mesra Kawan Lama (Sumb. : http://www.tribunnews.com/metropolitan)
Oleh : eN-Te
Beberapa waktu terakhir, saya tidak menulis artikel tentang masalah politik. Bukan karena saya sudah tidak tertarik lagi “menikmati” fenomena perpolitikan nasional, tapi karena saya ingin “berhenti” sementara dari hingar bingar isu politik.
Saya berharap dengan sedikit menepi dari “arena” politik, sedikit lebih memberi ruang untuk mengendapkan ide dan berkomtemplasi. Berdasarkan hal itu maka dalam satu dua minggu terakhir saya hanya menulis beberapa artikel tentang humaniora dan olahraga, khususnya mengenai sepakbola LC Eropa, antara lain "Menggugah Kesadaran", “Sang Pembeda”, dan “Duo Madrid” .
Sayangnya, keinginan untuk menepi itu tidak cukup kuat menahan “serbuan” informasi yang masuk dalam pengamatan dan indera pendengaran saya. Maka kemudian membuat saya harus kembali ke “habitat” semula, menulis tentang politik.
***
Isu reshuffle cabinet sudah lama berhembus. Sejak akhir tahun 2015 isu tentang reshuffle cabinet jilid II ini mulai berhembus. Hingga pada sekitar sebulan berlalu indikasi tentang proses perombakkan kabinet jilid II benar-benar akan terwujud setelah Presiden Jokowi mengundang dan atau memanggil beberapa tokoh ke istana negara. Di antara tokoh-tokoh yang diundang dan atau dipanggil tersebut ada anggota menteri cabinet yang masih aktif menjabat, ada juga dari luar pemerintahan, misalnya dari partai politik (parpol), maupun perseorangan.
Namun, isu perombakkan kabinet jilid II itu dalam beberapa waktu terakhir kembali meredup. Mungkin rezim Jokowi belum merasa perlu dan merasa tidak siginifikan kondisi social politik dan ekonomi nasional saat ini tidak cukup berpengaruh terhadap keharusan melakukan perombakkan kabinet. Karena itu, lambat laun tarik-menarik kepentingan dan polemic tentang keharusan Presiden melakukan reshuffle cabinet pun menjadi berkurang. Seiring dengan itu, atmosfir politik nasional sekaitan dengan reshuffle cabinet sedikit lebih adem.
***
Tak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba seorang Sandiaga Uno (SU), bakal calon gubernur (Cagub) DKI mengeluarkan pernyataan berupa harapan di tengah persaingan perebutan DKI 1. Kemarin, Jumat (6/5/16) SU memberikan pernyataan bahwa ia berharap Ahok menjadi salah satu menteri Jokowi. Pernyataan SU ini dikutip dan menjadi running text dari beberapa media TV Nasional. Pernyataan SU ini dapat dibaca dalam beberapa perspektif. Mari kita lihat!
Pertama, perspektif prestasi dan kinerja. Mungkin di mata SU, Ahok memiliki prestasi dan kinerja yang baik selama mendampingi Jokowi sebagai Wakil Gubernur (Wagub) dan setelah menggantikan Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI. Mungkin dalam dua tahun terakhir, SU menilai Ahok telah “melakukan” banyak hal untuk membawa Jakarta menuju era baru. Jakarta baru yang lebih baik.