Lihat ke Halaman Asli

Nurdin Taher

TERVERIFIKASI

Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Politik Bunglon ala PAN

Diperbarui: 4 September 2015   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : eN-Te

Partai Amanat Nasional (PAN) kemarin, Rabu siang (2/8/2015) secara resmi menyatakan bergabung dan mendukung Pemerintahan Jokowi-JK. Pengumuman PAN bergabung mendukung Pemerintahan Jokowi-JK disampaikan langsung oleh Ketum PAN, Zulkifli Hasan (biasa disapa Pa Zul) melalui jumpa pers. Pada kesempatan jumpa pers tersebut Ketum PAN, didampingi oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno, Ketua Majelis Pertimbangan (MP) PAN, Soetrisno Bachir (SB), dan Ketum Partai Hanura, Jenderal (Jend.) Wiranto.

Melalui jumpa pers tersebut, Ketum PAN, Pa Zul “mendeklarasikan” pernyataan dukungan. “Pada hari ini, kami menyatakan bergabung. Kalau sebelumnya mendukung, kini kami menyatakan bergabung dengan pemerintah untuk sukseskan program pemerintah," (baca di sini).

Sontak saja “deklarasi” dukungan itu menimbulkan tanda tanya dalam banyak benak rakyat Indonesia. Ada yang gembira ada pula yang pesimis. Apa gerangan yang telah mendorong para petinggi PAN sehingga tergerak “merapat” ke kubu yang selama ini menjadi seteru mereka? Adakah konsesi politik yang bersifat konkrit yang telah dijanjikan oleh Pemerintahan Jokowi-JK sehingga dapat membuat “luluh” hati para petinggi PAN, yang nota bene merupakan dedengkot Koalisi Merah Putih (KMP)? Bagaimana pula sikap Amien Rais sebagai “owner” PAN terhadap perubahan sikap PAN ini? Apakah Amien Rais juga “merestui” sikap PAN yang bergabung dengan Pemerintah?

***

Alasan PAN bergabung dengan koalisi pendukung Pemerintah adalah ikhtiar untuk lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, daripada kepentingan kelompok (apalagi kepentingan orang perorang. "Ini untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), untuk kepentingan Indonesia, bukan pribadi, partai ataupun golongan”.

Hal itu dikemukakan oleh Ketua Umum (Ketum) PAN, Pa Zul. Ketum PAN, Pa Zul ketika berada di Perwokerto, Jawa tengah, mengatakan bahwa PAN bergabung dengan Pemerintah karena ada panggilan yang lebih besar, panggilan kebangsaan untuk kepentingan NKRI, yakni panggilan untuk (lebih mengutamakan dan meningkatkan) kesejahteraan rakyat. Karena itu PAN bersedia mengurangi “porsi” kepentingan kelompok dan golongannya (baca di sini).

Selanjutnya, Ketum PAN menjelaskan bahwa, “tantangan ekonomi dunia saat ini menjadi momentum yang tepat untuk bersama-sama membantu pemerintah. Saatnya PAN menilai seluruh stake holder negeri ini bersatu untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, seluruh rakyat, di atas kepentingan kelompok, partai dan golongan" (baca di sini).

Dalam pandangan para petinggi PAN bahwa karena situasi ekonomi global saat ini, membutuhkan kebersamaan dari seluruh elemen masyarakat dan partai politik, hal mana sangat dibutuhkan dalam mensukseskan (program) pemerintah mensejahterakan seluruh rakyat.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline