Lihat ke Halaman Asli

Nurdin Taher

TERVERIFIKASI

Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Messi Bukan Sang “Messias” Bagi Argentina

Diperbarui: 7 Juli 2015   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : eN-Te

Gelaran puncak Copa Amerika 2015 telah usai. Kemarin (05/07/2015), dinihari, pertarungan untuk memperebutkan tim mana yang paling layak menduduki singgasana puncak pun sudah usai. Dan tim yang menjadi kampiun pun sudah diketahui. Chile, sebagai tuan rumah, melalui adu tos-tosan setelah waktu normal dan perpanjangan waktu, bertarung dengan gagah berani menghadapi Tim Tanggo, Argentina, lebih berhak menggengam trophi juara Copa Amerika 2015.

Messi Bukan Jodoh bagi Argentina

Kegagalan mengantarkan Tim Tango meraih trophi juara Copa Amerika 2015 menambah daftar “kesialan” Messi dalam membela dan mengharumkan nama negaranya pada even prestisius. Sebelumnya pada dua kali gelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, dan Piala Dunia 2014 di Brasil, Messi tidak dapat menunjukkan dirinya sebagai “Sang Meshias” bagi Argentina. Padahal Messi, dengan segudang prestasi yang diperolehnya bersama Tim Barcelona, disebut-sebut sebagai “titisan” legenda sepakbola Argentina, “si tangan Tuhan”, Maradona, akan mampu berbicara banyak untuk mengharumkan nama besar Argentina. Faktanya, pada dua kali gelaran Piala Dunia dan sampai dengan keikutsertaannya yang ketiga membela Tim Tango pada even Copa Amerika, ternyata Messi gagal total (alias gatot). Fakta ini memberikan konfirmasi bahwa jangan-jangan Messi memang bukan jodoh bagi Argentina.

Sederet prestasi telah ditorehkan Messi bersama Barcelona. Mulai dari juara La Liga, Copa Del Rey, Liga Champion, Piala Super Eropa, Piala Dunia antarklub, sampai dengan menahbiskan dirinya sebagai yang terbaik dunia dalam hal urusan gocek menggocek si kulit bundar. Bahkan sampai empat kali berturut-turut. Tapi semua prestasi itu seakan tidak berarti ketika dia melangkah membela negaranya. Hingga ada yang menduga, bahwa Messi memang kurang serius memberikan semua kemampuannya untuk Argentina. Ternyata nama besarnya bersama Tim Catalan, Barcelona, tidak cukup memberi daya magis bagi “keberuntungan” Argentina.

Kemampuan Messi dalam mengolah si kulit bundar, bag si penyihir, sama sekali tidak terlihat ketika ia membela Tim Tango. Siapa yang berani membantah bila “si penyihir” kaki kidal ini begitu mempesona ketika membawa dan menggoreng bola memasuki pertahanan lawan bersama Barcelona. Bagi semua pecinta sepakbola, Messi adalah tipikal pesepak bola, yang tidak hanya mengandalkan kemampuan dan keterampilan kaki mendribbing bola, tapi juga menggunakan “otaknya”. Ketika menonton Tim Barcelona bertanding, melawan tim mana saja, kita, penonton, baik menyaksikan langsung maupun melalui layar kaca, dibuat terkaget-kaget dan takjub.

Bagi kita, apa yang dilakukan Messi, menggocek bola ke pertahanan lawan dan kemudian memasukkannya ke gawang lawan dengan sangat mudah, ketika membela klubnya, Barcelona, seperti hal yang tidak mungkin. Tidak hanya mudah menceploskan bola ke gawang lawan, tapi hal itu juga dilakukan dengan cara yang sangat indah. Messi membuat sesuatu yang seakan sulit itu menjadi sangat mudah dan menarik ditonton.

Tapi, sungguh sangat disayangkan, kemampuan Messi itu, sepertinya sengaja “disembunyikan” sehingga sama sekali tak terlihat ketika bertarung membela bendera negaranya. Dua kali membela Tim Tango dalam Piala Dunia dengan sekali hingga ke final, semuanya hanya mempersembahkan kekecawaan bagi seluruh rakyat Argentina dan para pecinta Tim Tango. Sami mawon ketika ia membela negaranya dalam ajang Copa Amerika. Hasil yang dipersembahkan, semuanya nihil, nirgelar.

Messi bukan Maradona

Sejak kemunculannya pertama kali di pentas sepakbola (dunia), nama Messi sudah mulai dihubung-hubungkan dengan nama besar legenda sepakbola Argentina, Maradona. Kemampuannya mengolah si kulit bundar, serta kelihaiannya mengecoh lawan, mengingatkan para pecinta bola akan sosok begal, Maradona. Sampai pada suatu pertandingan, ketika membela Tim Barcelana melawan salah satu Klub di La Liga, ia (Messi) melewati beberapa orang (jika tidak keliru, lebih dari empat orang) sekaligus sebelum kemudian menceploskan si kulit bundar ke dalam gawang lawan, semua orang kemudian menganggap Messi adalah “titisan” Maradona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline