Lihat ke Halaman Asli

emnis wati

Pendidik

Misteri Rumah Nenek yang Sudah Lama Kosong

Diperbarui: 18 September 2022   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semenjak kakek meninggal, nenek jarang pergi ke rumahnya. Kesepian membuat  beliau lebih memilih tinggal bersama anaknya yang perempuan yaitu ibuku. Entah kenapa semua  pakaian dan peralatan yang ada di rumah beliau tak mau memakai dan membawanya ke rumahku.

Setiap mau tidur nenek selalu menceritakan kebaikan kakek selama bersamanya. Setelah puas bercerita barulah tertidur. Dalam lelapnya selalu mengigau menyebut nama kakek dan rumahnya yang ada penghuni baru. Anehnya sekujur badan beliau menggigil dan basah kuyup oleh keringat, seperti habis berlari karena ketakutan.

Setiap malam selalu begitu, akhirnya nenek jatuh sakit disertai lumpuh. Keadaan beliau yang sekarang membuat kami sangat kuatir. Tak henti-hentinya memanggil kakek supaya dijemput pergi bersama. 

Rumah sudah ada yang menempati orangnya menakutkan. Nenek  berkata- kata sendiri sambil melambaikan -lambaikan tangannya melihat kearah kuburan kakek. Karena dari rumah makamnya dekat dan terlihat jelas.

Memang belakangan ini banyak orang yang bilang rumah nenek ada penunggunya. Asal ada yang melewati rumah itu pasti melihat penampakan. Namun, cerita itu kami menangkisnya karena tak percaya sebelum ada bukti.

Sore ini aku mengajak adek-adekku yang lelaki untuk pergi dan masuk ke dalam rumah nenek yang telah lama kosong itu. Tetapi  mereka berdua takut  akan adanya peristiwa yang tidak diinginkan dan penampilan yang menakutkan itu akan nyata terlihat.

"Heh, kalian lelaki atau bukan?  Begituan saja takut," ujarku. Mereka merasa tertantang  akhirnya mau.

Matahari mulai terbenam, tak lama lagi azan untuk salat Magrib akan terdengar. Kami bertiga pergi ke rumah nenek. Sesampainya di sana, terdengar suara dari  dalam rumah seperti ada yang menangis, ada yang mandi dan ada juga yang menggiling cabe.  Merinding bulu romaku rasa takut sudah menghantui. Aku berusaha diam, walau tercium aroma kemenyan.

"Kak, bau apa ini, pusing aku dibuatnya," bisik Toni padaku.

Aku hanya menggeleng kepala dan pura-pura tidak tahu. 

Tiba-tiba pintunya terbuka diiringi angin yang kencang sekitar rumah. Aku sangat takut badan menggigil dan lidah terasa kelu. Aku melihat sosok bayangan yang akan menghampiri kami. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline