Lihat ke Halaman Asli

Emma Megawati

Guru Biologi SMA IT Qardhan Hasana Banjarbaru

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Postif (Segitiga Restitusi)

Diperbarui: 21 November 2022   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Damai Sejahtera, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu untuk kita semua di ruang virtual ini"

Salam guru Penggerak

Perkenalkan saya Emma Megawati, S.Pd, guru Biologi di SMA Islami Terpadu Qardhan Hasana Banjarbaru, Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Dari Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. 

Pada Kesempatan kali ini ijinkan saya untuk memaparkan Aksi Nyata yang telah saya lakukan sebagai salah satu  perwujudan dalam mengimplemtasikan ilmu baru yang telah didapatkan selama mengikuti proses pembelajaran dari Modul 1.4.

Kegiatan Aksi nyata ini saya lakukan secara daring dan luring. secara daring saya lakukan melalui kegiatan kolaborasi dengan CGP lain yaitu dengan Ibu Isma Rachmadani siregar, S.S, M.Pd yang merupakan guru  Bahasa Inggris di SMK telkom Banjarbaru dan merupakan Ketua MGMP Bahasa inggris TIngkat SMK Sekota Banjarbaru.

Pada Aksi Nyata ini saya mengambil fokus pengalaman dan pemahaman saya  terhadap konsep-konsep kunci dalam Modul Budaya Positif, yaitu perubahan paradigma belajar, disiplin positif, motivasi perilaku manusia, kebutuhan dasar, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas dan segitiga restitusi serta pengalaman dan pembelajaran yang Anda dapat setelah menerapkan konsep-konsep kunci tersebut, baik di kelas dan/atau rumah Anda. selain itu juga saya menjelaskan keterkaitan itu semua dengan dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dhewantara.

BUDAYA POSITIF

Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

 a) Perubahan Paradigma

Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada pendekatan teori Kontrol? Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991) mengatakan bahwa, “..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia, bagaimana Anda berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma Anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang realitas”. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline