Lihat ke Halaman Asli

Berbeda untuk Saling Melengkapi

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita terlahir sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan keanekaragaman, baik suku, agama, adat, ras, dan kebudayaan. sungguh sangat kaya bukan?

hmmm,, tapi ada satu hal yang paling menyedihkan jika kita selalu diajarkan tentang keanekaragaman serta toleransi, namun pada akhirnya masih ada pengkotak-kotakan, terlebih soal agama. lagi-lagi hanya sekedar teori saja, namun pengaplikasinnya masih kurang.

Contoh kasus yang sangat simpel adalah, banyak pasangan (pacaran) yang memilih untuk mengakhiri hubungannya hanya karena beda agama. Takut jika kedepannya akan lebih rumit lagi.

dari contoh masalah klasikal diatas dapat diketahui jika orang dengan berbeda latar belakang agama tidak dapat menjalin sebuah hubungan. Hal ini sangat kontra dengan pelajaran yang kita dapatkan untuk saling menghargai tentang apa itu sebuah keanekaragaman, perbedaan, dll. Kenapa perbedaan itu selalu dijadikan sebagai alasan utama. Kenapa ada keanekaragaman jika pada akhirnya akan ada pengkotak-kotakan? Alangkah baiknya jika dalam keanekaragaman diaplikasikan dalam kehidupannya, sehingga pengkotak-kotakan itu tidak ada lagi. Indah jika kita benar-benar beraneka ragam.

Keanekaragaman ada untuk saling melengkapi bukan untuk dibedakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline