Lihat ke Halaman Asli

Taman Pedusi

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jutaan helai bulu betis berbau iblis,

Menjelma disetiap roman-roman narsis

Ditaman itu adalah sangkar budaya romantis

Sorot pandang tak jera terkikis

Taman itu adalah pasar kulit mati

Taman itu adalah keraton liar pedusi

Terbudayalah karya wanita dalam cermin peri

Lalu terbingkis teropi jahannam dalam simbol surgawi

Aku hanya pengamat bukan penikmat

Ribuan mata itu menyelinap dalam daging yang berlipat-lipat

Biarlah mereka meraba dan menyayat

Mereka belum merasa perih dosa sang mayat

Untuk mereka, kita persembahkan bait-bait do’a

Kita hamburkan pesan dari kaki surga

Semua berdosa,

Biar semua mencari pelita...

Surabaya, 24 desember 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline