Lihat ke Halaman Asli

Mukadimah Perjalanan Langit

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekuntum jiwa
menepis hadir di biru langit
menderai wangi cinta
mengujung nikmatMu -Tuhan

siapa diriku takkan lagi mengingin arti.

akupun telah tahu bahwa :
aku adalah busur panah yang terbentangkan
melesat lari menancap gugah
merasa lagi
merasa lari

duhai sekuntum cinta
menelusup asmara
mencumbu sukma
mengulas teduh
diantara syahduMu yang menetes netes

aku yang kini terbaring adalah
malaikat kecil hatiku.
diantara beribu ucapan kata yang -
menikam makna waktuku

aku mengingin terbang
kepakkan sayap
mengembara ke langit biru
menjemput cintaMu
dalam wangi asmaraMu

Tuhan Pemilik doa
antara tengadah tanganku
menyapa kekaraman ingin
dari kata pengantar pecintaku
berbisik lirih menuai ringkih

Cantikku
aku yang terhuyung mabuk
tertikam cintaMu
terlingkup asmaraMu
adalah rasa tanpa kata

mengucap bisu
melabuh kediaman-kebisuan

Tuhan-
pikat simpuhku kepadaMu
bersama kesegalaan yang pernah ada
bersujud -takluk -menyerah kalah karena,

aku adalah ketiadaan
kefanaan
kekerdilan
dan keterasingan makna

Malang, 15/07/01 15.20




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline