Lihat ke Halaman Asli

Pertumbuhan Penduduk dan Keseimbangan Lingkungan

Diperbarui: 17 Juni 2021   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Angka pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dalam 10 tahun terakhir, warga Indonesia bertambah 32,57 juta jiwa. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada 2010 penduduk Indonesia 237,63 juta jiwa. Tahun 2020 sudah menjadi 270,2 juta jiwa. (www.bps.go.id )

Dengan demikian, rata-rata setiap tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah 1,25%. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat ini, tentunya berpengaruh pada kehidupan sosial dan keseimbangan lingkungan. misalnya pengangguran, kemsikinan maupun ketersediaan produksi pangan dan  kelestarian alamnya.

Bertambahnya jumlah penduduk, berdampak pada perubahan sosial masyarakat Indonesia. Antara lain, meningkatnya permintaan kebutuhan pokok, sandang, papan, dan pangan. Lahan untuk tepat tinggal berkurang. Area perkebunan dan pertanian banyak berubah menjadi pemukiman. Jumlah lapangan kerja juga semakin terbatas, sementara para pencari kerja semakin bertambah. Akibatnya, angka pengangguran ikut meningkat.

Apalagi kebutuhan manusia di atas tidak terpenuhi, akan akan timbul masalah sosial. ([1])Thomas Malthus menyatakan, laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial melebihi ketersesdiaan bahan makanan dan alam. Untuk itu, Malthus menekankan pentingnya keseimbangan jumlah penduduk dengan ketersediaan sumber daya alam.[F1]

Pertumbuhan penduduk tidak hanya mempengaruhi tatanan kehidupan sosial saja, pertumbuhan penduduk juga dapat mempengaruhi ketidakseimbangan lingkungan. Ketidakseimbangan lingkungan akan mempengaruhi kualitas hidup manusianya ketika pertumbuhan penduduk meningkat secara terus menerus dan dapat menghambat upaya peningkatan kemakmuran suatu negara, karena ketika pertumbuhan penduduknya banyak disertai dengan pendapatan yang kecil maka pendapatan perkapita rendah. dalam hal ini akan menunjukkan bahwa taraf kehidupan ekonomi masyarakatnya terbilang rendah.

Peningkatan pertumbuhan penduduk tidak lepas dari kebutuhan sarana dan fasilitas pemenuhan kebutuhan hidup, mulai dari sandang, papan, pamgan maupun kebutuhan yang lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan tentunya manusia secara langsung berhubungan dengan   kebutuhan hidup yang sebagian besar bersumber dari alam. Dalam hal ini, alam bagi manusia menjadi sumber utama dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan pemanfaatan sumber daya alamnya. 

Keterkaitan keseimbangan lingkungan terhadap pertumbuhan penduduk yang tinggi  menyebabakan kebutuhan akan barang dan jasa juga ikut meningkat. Kebutuhan yang meningkat secara terus menerus akan menyebabkan sumber daya alam menjadi sulit terkontrol yang nantinya berakibat pada kerusakan lingkungan yang berasal dari aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya untuk memnenuhi kebutuhan sandang dan papan manusia mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan misalnya dengan melakukan penebangan hutan  sehingga akan menyebabkan berbagai bencana yang nantinya dapat berakibat pada kerusakan dan ekologi alam sekitar.

Dalam hal ini apabila daya dukung lingkungan terbatas maka dalam pemenuhan kebutuhan penduduk menjadi tidak terjamin di tengah meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk dapat dipengaruhi oleh kelahiran dimana kelahiran menjadi pemicu utama bertambahnya populasi manusia. Selain kelahiran, imigrasi juga menjadi pemicu pertumbuhan penduduk, dimana penduduk yang berdatangan dari luar daerah akan menambah kepadatan penduduk.

Penduduk dalam hal ini sangat berperan penting dalam keseimbangan lingkungan dan kelangsungan hidupnya, karena semakin banyak jumlah penduduk akan berdampak negative pada pada lingkungan misalnya pertama, Berkurangnya  lahan  seperti sawah dan perkebunan akibat dijadikan sebagai kawasan pemukiman penduduk. Kedua, ketersedian air bersih menjadi berkurang akibat pertumbuhan penduduk, karena manusia akan selalu membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk yang semakin bertambah, kebutuhan air bersih juga meningkat. Ketiga, pertumbuhan penduduk yang terus meingkat akan meningkatkan mobilitas penduduk yang nantinya akan berakibat pada peningkatan alat transportasi dimana dalam hal ini dapat memadati ruas jalan raya yang nantinya dapat menyebabkan pencemaran udara.  Kelima, pertumbuhan penduduk yang terus menerus juga dapat meningkatkan sampah rumah tangga yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

Apabila hal tersebut dibiarkan begitu saja makan akan terjadi penurunan kualitas lingkungan  yang nantinya dapat mengganggu keseimbangan lingkungan karena kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh proses alamnya sendiri. Seperti yang dijelaskan pada konsep dasar demografi ekologi pada Sosiologi Kependudukan, bahwa apabila jumlah penduduk bertambah dengan pesat maka akan lahir masalah-masalah lingkungan hidup dimana yang nantinya dapat merusak keseimbangan lingkungan karena seiring majunya peradaban cara hidup dan bermukimnya penduduk tidak lagi diserasikan dengan lingkungan melainkan sebaliknya, dimana lingkungan diubah dan diserasikan dengan cara hidup lingkungan manusiannya dan pertumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan  masalah linkungan dimana segala aktivitas yang dilakukan penduduk akan memberikan dampaknya terhadap lingkungan yang tentunya dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan. Seperti yang dipaparkan oleh  beberapa tokoh  mengenai pandangan - pandangan human ecology, diantaranya Diterminisme, Probabilisme, optimisme, vandalismem antroprosentrisme. Namun secara keeluruhan jika dilihat dari pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap keseimbangan lingkungan lebih pada pandangan human ecology vandalisme (perusak)  oleh Otto Soemarwoto  dan pandangan Antroposentrisme oleh David Held.

Pada pandangan vandalisme, Otto Soemarwoto menyatakan bahwa lingukangan untuk kepuasan manusia, dimana manusia mengeksploitasi lingkungan tanpa memikirkan reproduksi dan memperbaiki ulang lingkungannya. Begitu juga dengan pandangan antroposentrisme, David Held menyatakan bahwa manusia menguasai alam semesta untuk kepentingan manusia sendiri, dimana manusia akan terus mengeksploitasi sumber daya dengan serakah, sehingga dapat mengakibatkaan  kerusakan alam dan ekosistem dan memicu terjadinya ketidakseimbangan lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline