Lihat ke Halaman Asli

Analisis Bahasa Kias dalam Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata

Diperbarui: 19 November 2024   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Majas Metafora: Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal tanpa menggunakan kata perbandingan (seperti "seperti", "bagaikan", atau "laksana"). Dalam Laskar Pelangi, metafora digunakan untuk menggambarkan kehidupan dan harapan.

Contoh: "Laskar Pelangi adalah pelita di tengah kegelapan."

Analisis: Frasa ini menggunakan metafora untuk menggambarkan anak-anak Laskar Pelangi sebagai sumber cahaya dan harapan bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan dan kegelapan kehidupan. "Pelita" di sini menggantikan makna harapan dan cita-cita.

Majas Personifikasi: Personifikasi memberikan sifat manusia pada benda atau hal yang tidak bernyawa.

Contoh: "Pagi hari yang tersenyum cerah."

Analisis: Pagi hari digambarkan seolah-olah bisa tersenyum. Hal ini memberikan gambaran suasana yang penuh harapan dan semangat di pagi hari yang menyambut para tokoh untuk berjuang lebih keras.

Majas Hiperbola: Hiperbola adalah gaya bahasa yang berlebihan untuk menekankan suatu hal.

Contoh: "Sekolah kami adalah dunia yang tak terhingga luasnya."

Analisis: Penggambaran sekolah yang "tak terhingga luas" adalah hiperbola yang menekankan betapa besar impian dan dunia yang terbuka bagi anak-anak Laskar Pelangi meskipun dalam kondisi yang serba kekurangan.

 Majas Ironi: Ironi terjadi ketika ada ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.

Contoh: "Kami adalah anak-anak yang kaya, meskipun kami tidak punya uang."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline