Lihat ke Halaman Asli

Maaf Tak Terucap, Rindu Tak Tersampaikan: Cerita tentang Hubungan Dingin Chrisye dan Jockie (3)

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Baca dulu jilid satu dan jilid dua

Berjalan Sendiri

Chrisye

Chrisye dengan cepat terus bergerak. Pada tahun yang sama, 1984, dia mulai mempersiapkan album baru dengan judul Sendiri. Dia mengajak Addie MS, yang sebelumnya berhasil menciptakan musik untuk Vina Panduwinata, untuk menggarap musiknya, menggantikan Jockie. Konsep yang ditawarkan Addie MS adalah mengembalikan lagi kemurnian suara Chrisye dan juga musik Chrisye yang sangat khas, pop kreatif bernuansa romantik. Addie MS menawarkan aransemen yang diisi oleh berbagai jenis alat musik, seperti English Horn, Obo, Harpa, dan String. Tidak sekedar keyboard. Sebagian besar lagu diciptakan oleh Chrisye dengan lirik oleh Eros Djarot. Lagu-lagu tersebut membuktikan bahwa kerjasama Chrisye dan Eros tetap berjalan. Chrisye hanya “putus” dengan Jockie. Album ini menghasilkan hit Kisah Insani, yang berduet dengan Vina, dan Sendiri, hasil karya Guruh. Namun album dengan konsep pop romantik ini tampaknya tidak semeledak seperti yang diharapkan. Kerjasama dengan Addie MS hanya menghasilkan satu album dan tidak dilanjutkan, dengan alasan kesibukan Addie MS.

Chrisye mencari partner baru dan konsep baru. Terpilih Adjie Soetama dengan konsep lagu-lagu yang riang dan cheerful. Mereka menghasilkan tiga album ceria, yaitu Aku Cinta Dia (1985), Hip Hip Hura (1985), dan Nona Lisa (1986). Chrisye menciptakan hat-trick. Ketiga album ini meledak, padahal masing-masing album  hanya mencetak 1-2 hit. Semua hit lagu-lagu ceria, tidak ada pop romantik. Entah apa yang di kepala Chrisye. Inikah konsep musik yang beradaptasi dengan pasar seperti yang dibayangkannya? Chrisye-pun beradaptasi secara total, melalui cover album dan busananya yang warna warni serta menari dalam berbagai pentas musik di televisi. Keberhasilan album-album ini juga memberikan kenyataan bagi Chrisye bahwa album laris tidak dapat memenuhi kebutuhan ekonominya, bahkan untuk hal yang mendasar, yaitu membangun rumah. Chrisye sampai harus menjual tanah dan mobil serta meminjam uang baik untuk mewujudkan impiannya memiliki rumah sendiri maupun untuk kebutuhan hidupnya. Totalitasnya di industri musik belum dapat memberikan pembuktian kepada ayahnya  bahwa musik dapat menghidupi keluarganya. Terlebih lagi popularitas Chrisye mulai menurun. Setelah trilogi album ceria, Chrisye ingin kembali ke warna musiknya yang khas. Kali ini Chrisye mengajak Younky Suwarno. Ada tiga album yang mereka hasilkan, yaitu Jumpa Pertama (1988), Pergilah Kasih (1989) dan Sendiri Lagi (1993). Album-album ini menghasilkan hit klasik, seperti Kisah Cintaku, Pergilah Kasih dan Sendiri Lagi dengan aransemen musik pop modern. Namun album-album ini tidak ada yang spektakuler. Berbagai inovasi yang diyakininya dahulu pada saat memutuskan untuk meninggalkan Jockie telah dilakukan oleh Chrisye untuk mempertahankan eksistensinya di industri musik. Namun kelihatannya kurang berhasil, sampai datangnya suatu keberuntungan yang menjadi titik balik karir musik Chrisye, yaitu konser tunggal di tahun 1994.

Jockie

Jockie sepeninggal Chrisye melanjutkan karier musiknya dengan menghasilkan beberapa album solo, yaitu Selamat Jalan Kekasih (1984), Perjalanan (1985), dan penantian (1986). Jockie juga menjadi music director dari album Andi Meriam Matalatta Emansipasi (1984) bersama Eros Djarot, Titi DJ Yang Pertama Yang Bahagia (1986) dan Vonny Sumlang Ratu Sejagad (1987). Baik album-album solo yang dihasilkan maupun album-album dari artis lain tidak terdapat kesan bahwa album-album tersebut merupakan hasil dari idealisme Jockie. Kesan yang ditimbulkan justru Jockie tunduk terhadap industri musik. Jockie sebetulnya sudah cukup lama berkompromi dengan industri musik melalui album-album instrumentalianya, antara lain Musik Santai I, Musik Santai II, Musik Santai III, Sabda Alam, Resesi dan The Sound of Indonesian Music.

Jockie kemudian juga bergabung kembali dengan God Bless sekitar 1985-1986, menggelar tour ke 9 kota di Pulau Jawa pada akhir tahun 1986, ikut menghasilkan dua album, yaitu Semut Hitam (1987) dan Raksasa (1988), dan tur 46 kota pada 1988-1990 (yang tidak diselesaikan karena promotornya kesal para pemain God Bless sibuk dengan bandnya masing-masing, yaitu Gong 2000 dan Kantata Takwa). Jockie di akhir tahun 1980an bergabung dengan Kantanta Takwa bersama Setiawan Djodi, Iwan Fals, Sawung Jabo, dan WS Rendra. Mereka membuat pagelaran musik akbar pada 23 Juni 1990 di Stadion Utama Senayan. Pagelaran ini kemudian didokumentasikan dalam film oleh Eros Djarot dan Gatot Prakosa. Jockie kemudian juga diajak rekaman SWAMI II oleh Iwan Fals dan Sawung Jabo pada tahun 1991. Lagu-lagu pada kedua kelompok ini sarat dengan kritik sosial, dan idealisme Jockie yang terinspirasi oleh Syumandjaya tersalurkan di kedua kelompok ini. Bersama beberapa anggota SWAMI, pada tahun 1992  Jockie membentuk kelompok SUKET.

Akhir Cerita

Demikianlah setelah mereka berpisah, sepanjang tahun 1980an Chrisye dan Jockie sibuk dengan proyeknya masing-masing. Masing-masing mendapat kesempatan dan berupaya untuk mewujudkan apa yang mereka yakini dari musik. Masing-masing dengan keberhasilan dan kegagalannya. Chrisye berhasil mewujudkan keinginannya memiliki album-album yang meledak. Tapi keberhasilan albumnya tidak berarti cita-citanya agar musik dapat menghidupi keluarganya tercapai. Eksistensinya di dunia musik semakin meredup. Bahkan pada tahun 1993 Chrisye mulai memikirkan untuk berpindah profesi. Chrisye beruntung bertemu dengan Erwin Gutawa yang memiliki visi yang sama mengenai musik pop yang baik. Chrisye seakan memperoleh kesempatan kedua. Sampai menjelang akhir hayatnya, Chrisye produktif menghasilkan banyak album dan pagelaran. Musik akhirnya dapat memberikan penghidupan untuk keluarganya. Namun sayang, di lain pihak Chrisye kurang beruntung karena menderita sakit berat yang membutuhkan biaya yang sangat besar.

Jockie yang memperjuangkan idealisme bermusiknya juga mengalami hal yang sama dengan Chrisye. Setelah keramaian Kantata Takwa, eksistensi Jockie di musik semakin meredup. Dia sempat berusaha membangkitkan kembali God Bless, namun malah terlibat konflik dengan anggota God Bless lainnya. Dia juga mencoba untuk membuat pagelaran Opera Rock, namun kurang berhasil. Jockie tidak seberuntung Chrisye dalam karir musiknya. Namun dilain pihak, Jockie memperoleh keberuntungan diberi kesempatan untuk membangun kembali keluarga baru dengan kehidupan yang cukup nyaman serta diberi kesehatan dan umur yang lebih panjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline