[caption id="attachment_410535" align="aligncenter" width="300" caption="Siswa di Merangin, Jambi Yakin Lulus (doc.pri.16/4/15)"][/caption]
Sekitar pukul 10.30 WIB muncul konvoi siswa di Bangko, Merangin merayakan keyakinan mereka bahwa mereka lulus sekolah. Mereka telah paham bahwa sekarang ada dua kategori lulus sekolah dan lulus SKL (Standar Komptensi Lulusan). Nah yang mereka yakini adalah lulus sekolahnya yang kemudian mereka rayakan dengan mencorat-coret pakaian mereka dengan cat pilok merah, kuning, hitam dan beragam warna.
Apakah terkesan berlebihan? Ada di antaranya yang mengecat rambut jadi warna merah. Apakah membahagiakan? Mereka siswa-siswi saling mengecat dan kemudian konvoi membunyikan klakson dan membesar-besarkan suara mesin sepeda motor mereka menuju jalur tiga, jalan jenderal sudirman, Bangko, Kab. Merangin, Jambi.
Apakah terkesan gak jelas? Kalau pesebakbola memenangkan liga atau pertandingan final kadang merayakannya dengan mabuk-mabukan,nah kalau siswa merayakan kelulusan dengan corat-coret. Intinya, soalan perayaaan tidak menimbang logika sains. Mabuk dengan miras mengancam kesehatan organ hati. Mencorat-coret pakaian sekolah seperti membuang pakaian, membeli untuk dibuang, ibarat merokok (membeli untuk tidak dimakan). Toh tampaknya, orang yang diwisuda tak juga melihat ulang pakaian wisudanya. Begitu juga barangkali, pakaian tercorat-coret tak dilihat ulang oleh pemakainya di kemudian hari.
Ada yang mendukung gagasan rayakan UN dengan elegan dari ratusan siswa SMA N 1, menurut laporan Muhammad Iqbal siswa SMA N 1 Merangin, ada sejumlah siswa yang tidak merayakannya dengan mencorat-coret pakaiannya.
Jika dibandingkan dengan pra-UN, mereka meminta doa’ agar lulus UN (SKL). Kemudian ketika lulus mereka minta dicorat-coret pakaian sekolahnya. Namun bagaimanapun juga, Pasca UN ini tentu menjadi kenangan bagi mereka dan sebaiknya dirayakan dengan hal-hal yang positif dan menimbulkan kesan elegan seperti wisuda sarjana, pascasarja atau doktoral yang tak mencorat-coret pakaiannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H