Lihat ke Halaman Asli

Mahendra

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Akankah Jokowi Gigit Israel?

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jeremie Hsu menyimpulkan, personal history and gossip make up 65% of our conversation.Artinya, kisah personal dan gosip membentuk 65% percakapan kita.

Daripada kita sibuk-sibuk gossipin President Quick-Qount mending kita berandai-andai. Waduh, tambah parah. kok berandai-andai?

Ba a jo rakyat Indonesia jiko presiden kito seletoi Pak Jokowi. Beko yang ado tabuek lo kabinet Indonesia letoi . Mentrinyo yang ado letoi-letoi kasadonyo.

Kata teman saya, itu, artinya, bagaimana rakyat Indonesia nantinya kalo presiden kita selembek Pak Jokowi. Nanti yang ada malah buat kabinet Indonesia lembek. Menterinya, yang ada lembek-lembek semua.

Tenanglah dulu

If my hope: Jokowi is our president, so ...

Pertama, apakah Bapak berani menghapus sistem riba?

Kedua, apakah Bapak ngerti investasi emas, berkebun, bertani, berternak itu penting? Prioritas nomor berapa itu Pak?

Ketiga, apakah Bapak ngerti apa itu bersyukur?

Keempat, apakah Bapak ngerti tentang Geografi tidak lupa daratan, Sastra bikin jiwa bermekaran, Sejarah bikin hidup punya tujuan?

Kelima, bisa sabar gak Pak di bawah tekanan?

Keenam, Pak Jokowi memang orang baik tapi bukan orang berani. Jabatan gubernurnya kok gak dilepaskan secara penuh (undur diri)?

Ketujuh, berani gak Pak meninju preman-preman berdasi atau pun preman-preman gak berdasi dari luar negeri dan dalam negeri? Tau geopolitik gak Pak Jokowi? Jangan sampai Zionis-Israel memperdaya Indonesia. Maklum lah pemimpin Israel banyak baca sejarah,sedang Pak Jokowi banyak baca apa?

Kedelapan, apakah Bapak sekadar mengejar jabatan? Kalo gak, mundur sekarang dong dari Gubernur Jakarta.

Kesembilan, berani gak Pak Jokowi menyisihkan gaji Bapak untuk orang-orang yang miskin? Berani gak nyumbang buat Gaza? Nyumbang pikiran boleh, harta boleh dan yang lainnya juga boleh.

Kesepuluh, apakah Bapak sudah menunjukkan sikap berhati-hati? Kenapa terlalu cepat deklarasi kemenangan PILPRES? gak masuk akal, sekali lagi karena terlalu cepat Deklarasi. KPU belum kelar ngitung suara.

Kesebelas, apakah Bapak sadar amanah presiden? Di pundak Bapak amanah untuk menjaga agama, akal, jiwa, harta, generasi, dan harga diri bangsa Indonesia, ratusan juta orang Indonesia.

Pertanyaan yang sama juga untuk Pak Prabowo dan kita semua, saya juga. Boleh kita buka buku untuk menjawabnya, karena saya bukan penguji.

Saya cuma memancing di ‘kolam’ pikiran pembaca yang budiman. Kalo dapat ikan, beruntung lah saya. Pembaca sekalian juga beruntung karena memberi ikan, itu, tanda dermawan dan membuka ‘pintu’ tawar- menawar.

Siapa pun yang ditetapkan KPU tanggal 22 Juli nanti sebagai pemenang, Indonesia tetaplah jaya.

Mari lah mulai sekarang kita lebih banyak dikit membahas—di ‘kolam’ pikiran kita—masa depan ketimbang masa lalu, sambil terus bekerja di masa kini.

Jangan ngomentarin tulisan ini kalo bukan Pak Jokowi. Pun jangan ngomentarin kalo bukan Pak Prabowo.

Kalo masih juga mau ngomen gak apa lah, sebab saya gak kan ngomen sedikit pun. Ini bagian dari penelitian saya (rahasia).

Saya menduga Jokowi akan menjawab “Ok terimakasih atas masukannya.” Saya menduga Prabowo akan menjawab seperti itu pula. Kita semua pun ikut menanggung beban amanah. Berat memang, tapi kita sama-sama percaya ada kekuatan Yang MahaKaya dan MahaDekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline