Mari lah kita lihat bagaimana sistem riba selalu dijaga beradab-abad oleh tukang tipu (Bankir). Kemudian lihat juga bagaimana prinsip China memandang AS.
Tahun 1963 Presiden Kennedy (saat itu dolar belum secara resmi (legal) dan penuh (mengikat semua pihak)memerintahkan Departemen Keuangan AS untuk mencetak uang logam perak. Langkah ini, mengakhiri kekuasaan (Bank) Federal Reserve karena dengan memiliki uang sendiri, maka rakyat AS tidak perlu membayar bunga atas uangnya sendiri. Lima bulan setelah perintah itu dikeluarkan, Presiden Kennedy mati dibunuh. Presiden AS Ronald Reagan juga terbunuh karena menjadi penghalang kepentingan para Bankir (Ridyasmara, 2005:290).
Masih dalam bukunya Rizki Ridyasmara (2005: 291) “Knights Templar Knight of Christ”. Iamenuliskan: Henry Ford pernah berkata, “Barangkali ada bagusnya rakyat AS pada umumnya tidak mengetahui asal-usul uang, karena jika mereka mengetahuinya, saya yakin esok pagi akan timbul revolusi.”
Liu Chang (2012) menuliskan, dalam artikelnya di peopledaily.com.cn, AS merupakan ekonomi terbesar di dunia, pembangun utama dan penerima manfaat dari tatanan ekonomi dan politik internasional saat ini.
Tidak salah lagi tatanan ekonomi dan politik internasional yang dimaksudkan Liu Chang tersebut adalah sistem riba. Siapakah yang menguasai perbankan?
Usaha keuangan seperti perbankan dilahirkan dan sangat dikuasai oleh komunitas Yahudi (Nurdi, 2009:374). Orang Yahudi selalu memindahkan pusat kepemimpinan rahasianya dan pusat kegiatannya dari satu negeri yang kuat ke negeri yang lain yang lebih kuat, yaitu dari Perancis ke Inggris dan sekarang berpindah ke Amerika Serikat, sesuai perkembangan kekuatan negeri-negeri tersebut dan pengaruhnya terhadap peristiwa internasional (Carr, 2009:32).
James Petras (2009:263-264) menjelaskan tak lama lagi tampaknya akan terjadi kejatuhan AS:
(1) AS menjadi terlibat dalam peperangan-peperangan yang menyebabkan terbunuhnya 1,5 juta rakyat Irak dan 4.100 tentara AS, serta 300 ribu orang terluka;
(2) menyebabkan para pembayar pajak AS harus menanggung beban sebesar 1 triliun dolar AS dan 120 miliar dolar AS pada tahun 2008, ditambah 30 miliar dolar sampai 10 tahun ke depan;
(3) mengakibatkan terjadinya pengasingan terhadap hampir 2 miliar penduduk Arab dan Muslim;
(4) menyebabkan ketidakstabilan di Timur Tengah dan harga pasaran minyak dunia mencapai harga tertinggi yang justru merusak ekonomi AS dan ratusan juta penduduk miskin makin miskin;
(5) dukungan kepada Israel justru memperkuat Zionis untuk semakin menguatkan cengkeraman mereka terhadap lembaga-lembaga ekonomi dan politik AS;
(6) dukungan AS terhadap koloni Israel di Palestina akan memperkuat pemimpin otoriter ASyang dapat menyebabkan rakyat AS kehilangan kebebasan konstitusional;
(7) dukungan kepada Israel berdampak menimbulkan holocaust (penghilangan massal nyawa manusia) yang lebih dahsyat lagi;
(8) dukungan kepada Israel akan mendorong rasisme terhadap komunitas tertentu dan mengakui ras superior;
(9) dukungan kepada Israel akan menciptakan kaum-kaum diaspora yang berdampak munculnya gerakan separatis di negaranya masing-masing.
Bersambung…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H