Lihat ke Halaman Asli

Bedanya Lombok dengan Bali: Penilaian Selama Tiga Hari Perjalanan

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perjalanan saya yang cukup singkat ke Lombok namun sangat memuaskan bagi saya yang sangat jenuh dengan keributan kota. Dari segi frekuensi penerbangan Jakarta-Mataram, belum banyak penerbangan ke pulau ini, maksudnya tidak sefrekuen Jakarta-Bali. Dengan tiket promo sekitar (pp) Rp 1,2 juta, saya akhirnya sampai juga untuk yang pertama kali ke pulau tepat di samping Bali ini. Mengingat perjalanan ini hanya saya tempuh dalam 3 hari, saya harus mengatur waktu sedemikian efektif agar spot-spot wisata yang patut dikunjungi, paling tidak dapat dilewati. Spot-spot wisata yang berhasil saya kunjungi, yaitu pantai Senggigi, Pusuk Monkey Forest, Banyumulek (tempat pembuatan gerabah), Sukarara (pusat tenunan), Sade (desa suku Sasak), pantai Kuta (serupa namanya dengan yang di Bali), dan terakhir Gili Trawangan. Gili Trawangan memang destinasi utama saya, berdasarkan saran beberapa teman dan lihat dari comment wisatawan asing di internet. Semua tempat wisata yang saya kunjungi tersebut, hanya sebagian kecil dari keseluruhan objek wisata di Lombok. Bisa dikatakan hanya sepertiga pulau atau hanya bagian barat Lombok. [caption id="attachment_169410" align="aligncenter" width="300" caption="Kuta-Lombok: lebih sepi dari Kuta-Bali, tapi lebih eksotik"][/caption] Hasil yang saya dapat dalam perjalanan singkat ini, yaitu saya akan kembali lagi jika ada kesempatan untuk meneruskan perjalanan menuju tempat lainnya. Hasil lainnya, saya mencoba mengkomparasikan dengan pulau disebelahnya, Bali. Logat penduduk memang masih serupa, namun budaya Lombok tidak terlihat seperti Bali dengan rumah adat, banyaknya pura, penduduk dengan pakaian adatnya. Hal ini memang diakui oleh orang travel yang saya pakai jasanya. Alamnya yang indah tidak dibarengi oleh kuatnya adat-budaya. Dari segi wisata alam, saya akui Lombok lebih baik dari Bali, seperti spot2 untuk diving, snorkling, surfing, dll. Hal ini didukung oleh banyaknya wisatawan asing yang "bersliweran" di jalan mengisi kafe2 hingga warung tenda di malam hari. Ketika saya makan di sebuah kafe (sebenarnya lebih ke arah resto kecil, hanya namanya saja yang menggunakan kata "kafe"), sepanjang saya dan keluarga makan selama kurang lebih 2 jam, saya tidak menemukan satu pun wisatawan domestik. Usut punya usut sih, wisatawan domestik memang jarang paling hanya pas musim liburan saja. Nah, terkait dengan sedikitnya wisatawan domestik yang datang ke pulau ini, menurut saya faktor biaya yang juga turut menjadi bagian dari alasan. Mulai dari cukup mahalnya makanan, transportasi, hingga penginapan. Ada sih yang murah, tapi variasi dan harganya masih lebih terjangkau Bali. Dengan sekitar Rp 300 ribu, saya pernah mendapat hotel bintang 3 di Bali (sekitar Kuta), untuk kamar superior. Sedangkan, di Lombok untuk kamar tipe itu di sekitar pantai Senggigi,,sekitar Rp 750 rb (rate 2010-off season). Kemudian, harga makanan pun, terbilang cukup mahal dan variasi makanan mereka cenderung menyesuaikan dengan "lidah asing". Namun, beberapa kali saya makan, saya melihat kecenderungan porsi makanan mereka cukup besar, sehingga untuk pengiritan bisa satu menu untuk dua orang. Ya, mungkin terkait dengan selera asing tersebut. Nah, yang terakhir untuk urusan transportasi, juga terbilang mahal dan sulit. Banyak bule yang akhirnya menyiasati dengan menyewa motor. Sepeda juga banyak disewakan, lho, khususnya di Trawangan. Penyewaan sepeda di sana banyak, sepertinya sejauh penglihatan, memang kendaraan bermotor tidak ada. Hanya sepeda dan andong, supaya tidak ada polusi. [caption id="attachment_169627" align="aligncenter" width="300" caption="gunung Agung dilihat dari pantai Senggigi"][/caption] Nah, untuk yang memang benar2 menginginkan wisata alam, Lombok menjadi salah satu objek yang harus dikunjungi. Namun, budget memang manjadi hal yang perlu diperhatikan. Backpacker dapat menjadi alternatif, seperti di Trawangan banyak terlihat kamar2 yang disewakan untuk para backpacker. Untuk Trawangan (saya tidak sempat berkunjung ke Gili Air dan Meno, karena jadwal kapal dan cuaca),,selintas saya melihat pulau ini benar2 bersih. No pollution, guys. Pulau ini memang sangat cocok untuk mereka yang hobi dengan aktivitas menyelam dan sejenisnya. Saya sempat melihat blue coral, yang menurut pemandu wisata di sana, hanya ada dua di dunia, Trawangan dan Karibia. Saya belum cek kebenarannya si. Tapi untuk rata-rata harga di pulau ini, satu kata yang sama dengan sebelumnya.."mahal". Sewa alat snorkle lengkap Rp 50 rb (setelah ditawar), sewa kapal wisata Rp 350 ribu (untuk kurang lebih 2 jam), wc umum Rp 5 rb, makan burger Rp 35 rb. Itu harga Mei 2010, dan katanya itu harga untuk orang domestik. Oh, ya nyebrang ke pulau ini banyak alternatif kapal, mulai dari Rp. 10 rb (bareng sama sayur-mayur) hingga Rp 180 rb-an (one way). Tinggal pilih mau bareng orang apa sama sayur, dll. Untung waktu saya pergi, tidak ada ayam atau kambing,,hahaha. Itulah komparasi yang saya dapatkan selama perjalanan singkat saya. Sekali lagi, ini adalah penilaian saya, yang hanya melakukan kunjungan selama 3 hari. Kurang lebihnya saya mohon maaf, but Lombok..I do really like it.. [caption id="attachment_169405" align="aligncenter" width="300" caption="see the blue coral, between Gili Meno&Trawangan"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline