Dari jauh hari sebelum kampanye, saya sudah banyak mengikuti perjalanan kedua capres. Salah satunya sih melalui internet dan terutama medsos. Jujur saya menilai keduanya orang-orang hebat, yang berprestasi dan mau bekerja keras buat kemajuan bangsa. Sama-sama oke gitulah :p
Jadi waktu keduanya mencalonkan diri saya sempat kebingungan mau pilih siapa kira-kira. Lalu terbentuklah koalisi-koalisi dan sepertinya pilihan saya jadi condong kesatu pihak. Tapi ya saya ga gembor-gembor dimedia massa, sampe ngundang-ngundang wartawan gitu, medsos saya sih maksudnya
Waktu akhirnya berlalu dan Spanyol pulang kampung, ga nyambung hehe.. Akhirnya masa-masa kampanye berlangsung, saya menyimak semua berita yang masuk melalui setiap media yang bisa saya jangkau.
Dan semakin hari semakin ramai, semakin hot..mendadak teman-teman dimedsos saya terpolarisasi menjadi 4
1. pendukung nomor 1
2. Pendukung nomor 2
3. Swing voters
4. Pendukung timnas Jerman
Dan saya akhirnya jadi milih kenomor 3 dan 4 hohoho, karena saya cape dengan banyaknya kata-kata negative ditimeline saya. Mana teman-teman medsos saya kan, kebanyakan sarjana, master, orang kantoran, pengusaha, agamis, dan fans-fans saya.
Tapi ya kok ngomongnya gitu sih?? Mungkin benar kata teman kantor saya dulu ”kadang orang sekolah, ya mulutnya ga ikut sekolah” hiks..
Yang paling males kalo udah cemooh dan kasar ama teman-teman sendiri, yang mungkin pilihannya beda atau kasih pertanyaan atau kritik soal capres pilihannya. Itu kan teman sendiri, orang yang punya hubungan lebih real dengan dia daripada capres pilihannya yang mungkin kebanyakan cuman dia tahu melalui dunia maya.
Lebih mending jelekin atau cemooh capres lawan aja sekalian yang ga kenal, ya tapi ngapain juga sih. Kadang kebanyakan juga opini soal capres lawannya hanya asumsi dan dari link-link berita yang emang udah bias.
Begitu luarbiasanya dukungan para fanboy/fangirl para capres ini, sampai kadang saya suka ngomel-ngomel dalam hati bilang ”haissh jijik...”,”basi ah!..”,”kampungan,kaya ga sekolah aja lo!” etc etc..jadi bikin hati ga enak hahaha.. Akhirnya saya mutusin yaudahlah saya gausah perduli. Saya independen aja cari berita dan melihat perkembangannya, saya punya akses ko ke media cetak dan elektronik. Dan saya berjanji sama diri saya sendiri saya pasti akan memilih, tapi saya gamau jadi emosional ga jelas, kebawa-bawa pikiran sampe ga hepi, saya ingin bersikap santai dan berpikir jernih. Mengambil istilah adik saya woles but sure hehehe.. :D
Semoga pemilu berjalan baik sampai akhirnya terpilih pemimpin bangsa yang terbaik.
Saya baca sebuah artikel, mungkin ini bisa menjelaskan kenapa pemilih yang sudah terpolarisasi bisa begitu kasar dan intoleran
http://www.spring.org.uk/2014/06/why-being-in-a-group-causes-some-to-forget-their-morals.php
Saya ga pinter nulis soal politik atau menganalisa a,b dan c dalam pemilu ini, tapi saya berharap orang-orang yang memang ngerti dan paham soal visi-misi dan program-program para capres bisa menjelaskannya secara cerdas dan kreatif kepada orang-orang seperti saya.
Dan yang udah punya pilihan, mau jadi fanatik ya silahkan ga ada yang larang, but belajarlah bersikap lebih elegan dan kreatif. Don’t fight evil with evil, hehe..Ini kan pesta demokrasi, pesta identik dengan merayakan sesuatu, identik dengan ramai, tawa, makanan minuman...jangan berubah jadi pesta pemecah belah persatuan, gimanapun kita masih satu bangsa. Iya ga sih??
Salam damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H