Lihat ke Halaman Asli

Darryl Hilmy

Undergraduate Student in Political Sciences Department, Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia

Australia: Masyarakat dan Pandemi Covid-19, Sebuah Pandangan Komunitarian

Diperbarui: 17 November 2020   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammad Darryl Hilmy

Mahasiswa S1 Ilmu Politik FISIP UI

Jakarta, 16 November 2020

Conflict of Interest Statement: Tulisan ini dibuat untuk penilaian Ujian Tengah Semester Ganjil mata kuliah Politik di Australia. Penulis menyatakan bahwa tulisan berikut bersifat murni akademis tanpa ada kepentingan finansial dan politik dari penulis maupun pihak-pihak lain. 

Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat unik dan tragis dalam sejarah. Munculnya pandemi Covid-19 di Wuhan, China dengan sangat cepat menjadi sebuah pandemi berskala global yang mempengaruhi kehidupan manusia secara keseluruhan. 

Bukan hanya dalam tatanan kesehatan saja, pandemi Covid-19 menghambat kegiatan manusia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya dan politik. Dengan terhambatnya kehidupan sehari-hari, diperlukan rasa gotong-royong dan rasa kebersamaan bagi seluruh umat manusia tanpa memandang kebangsaan, ras atau kelas sosial. 

Tentu saja hal tersebut sulit untuk diwujudkan; mengingat manusia merupakan makhluk yang memiliki sifat berbeda-beda dan latar belakang yang berbeda-beda juga, rasa kebersamaan ini sangat penting untuk menghadapi lawan bersama umat manusia sekarang yaitu Covid-19. 

Usaha membentuk kebersamaan manusia ini dapat dilihat dari bagaimana penanganan pemerintahan negara-negara di dunia bersamaan dengan rakyatnya. Dalam tulisan ini, saya akan membahas penanganan Covid-19 negara Australia dengan perspektif komunitarianisme.

Komunitarianisme adalah sebuah pemikiran yang sederhananya menekankan hubungan antara seorang individu dengan komunitasnya. Menurut Avineri dan de-Shalit (1992), komunitas ini merupakan konsep yang tidak terbatas; seorang individu dapat menjadi anggota dari banyak komunitas, mulai dari komunitas terkecil seperti keluarga hingga komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan lokasi geografis, budaya dan/atau adat istiadat. 

Adanya rasa menjadi anggota dari komunitas tersebut membentuk pemikiran individu yang perlahan-lahan menganggap dirinya merupakan anggota dari komunitas tersebut, sehingga individu akan mementingkan kepentingan komunitas daripada kepentingan individu itu sendiri. 

Teori komunitarianisme yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah teori komunitarianisme versi Amitai Etzioni yang ia tulis dalam bukunya, The Active Society (1968). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline