udara pagi yang beku
mengantarkan langkah kaki tergesa
ketika matahari belum menyembulkan sinar hangatnya
sementara embun masih melekat
pada dedaunan yang berdebu
tiba di ujung peron
beberapa wajah menunggu dalam hening
di bangku panjang duduk berdampingan
tak berbincang
desir semilir angin mengusik resah
gelisah lingkupi perempuan bermantel biru
pada dua rel kereta yang bersisian
pandangannya menerawang jauh
ia rasakan langit tersedu
seketika hatinya gerimis
~**~**~**~