Lihat ke Halaman Asli

Moral yang Diharapkan

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Gak sengaja kemarin saya jalan-jalan ke suatu daerah karena suatu keperluan. Dijalan saya terbengong melihat kerumunan manusia khususnya kaum Adam. Ada yang terjadi disana? bathinku. Saya mencoba melihat dengan jarak yang lebih dekat, berharap dapat mengetahui apa yang dilakukan kerumunan orang-orang itu. Setelah mendapatkan informasi yang saya jelas, terjawablah sudah rasa penasaran saya beberapa menit itu.

“Oh, ternyata kerumunan itu membincangkan tentang batu akik terbaru dan tercantik. Hadeh.. gak abis fikir deh.. :D

Beralih dari batu aki, berita lain datang dari dunia entertaiment yang sedang gencar-gencarnya memberitakan film-film paling fenomenal yang akan tanyang dibioskop-bioskop kesayangan Anda,  mulai dari film yang berjudul 99 cahaya di langit Eropa, Hijrah cinta, Tenggelamnya kapal van derwicjk,  sampai dengan film yang berjudul “Surga yang tak dirindukan” yang akan tayang mengisi liburan idul fitri nanti.

Opss.. gak lagi promosi loh ya.. Hehe :D

Nah, kalau mereka banyak membahas mengenai batu aki dan film yang akan tanyang dibioskop dalam waktu dekat ini, maka saya memilih melihat kebelakang sejenak tentang moral anak bangsa sekarang ini, untuk kembali melihat kedepan mencari solusi atau paling tidak meminimalisirkan faktor-faktor negatif yang ada.

Namun sebelum itu, kita harus tahu apa pengertian moral. Apa itu moral?

Moral diartikan sebagai sesuatu hal, atau sikap kita terhadap sesuatu yang terjadi disekitar kita,  bagaimana tanggapan lakon kita terhadap budaya dan masyarakat sekitar. Jadi moral yang tak dirindukan, bisa diartikan sebagai perilaku moral negatif yang tidak diinginkan, oleh anak-anak bangsa maupun masyarakat indonesia.

Melihat fenomena moral anak sekarang ini, bisa dikatakan sangat miris bahkan menangis.

Moral saat ini sudah banyak dimakan oleh kemajuan tekhnologi yang disalah gunakan. Belum lagi jika dilihat dari beberapa aspek sosial dan kebudayaannya, permainan anak-anak sekarang tidak lagi se-klasik ketika masa kecil saya dulu, yang masih bermain dengan alam dan lingkungan sekitar dan memanfaatkan objek sekitar sebagai sarana bermain.

Jika dibandingkan moral anak bangsa saat ini, yang telah digerogoti tekhnologi canggih yang disalah gunakan. Menghabiskan waktu dengan permainan yang tidak mendidik.

Berbicara mengenai moral sebenarnya sangat erat kaitanya dengan peran penting orang tua. Seberapapun hebat dan canggih tekhnologi sekarang, jika peran orang tua sangat aktif dalam memotivasi, menasehati dan memberikan arahan-arahan maupun pengertian kepada anak dengan sepenuhnya, maka dalam hal ini sebenarnya orang tua telah membantu anak agar tidak terjerumus dalam moral yang tak dirindukan.

Peran orang tua dalam hal ini bisa diistilahkan dengan “orang tua telah memegang tangan anak ketika disekitar mereka ada jurang-jurang curam yang mengerikan”.

Hal itu dikatakan karena begitu dibutuhkannya peran penting orang tua terhadap anak. Nah, bagaimana kita bisa menyembuhkan atau paling tidak meminimalisirkan moral yang tak harapkan tersebut pada anak-anak ?  Apa yang dapat dilakukan orang tua? Dan bagaimana moral yang diharapkan??

Perlu kita ketahui bahwa banyak hal yang dapat orang tua lakukan, diantaranya dengan memaksimalkan peran orang tua, mengkoordinir anak dalam hal penggunaan tekhnologi seperti tv, handphone dan internet lainnya,  menanamkan minat membaca sejak dini, sebab dengan menyuguhkan buku-buku kepada anak, sering melakukan storytelling kepada anak, dan juga berusaha mengurangi kebiasaan menghabiskan waktu luang dengan menonton siaran tv yang kurang mendidik. Selain itu dengan membaca tingkat pemahaman kognitif anak juga berkembang baik, dengan membaca anak akan mendapatkan informasi dari sesuatu yang dibaca, hal ini juga mengajarkan kepada anak bahwa membaca akan membuka jendela dunia pengetahuan bagi mereka. Jika semua ini sudah terlaksana saya rasa moral anak bangsa patuh, kreatif dan kritis, serta hal-hal yang dapat membentuk anak menjadi pribadi yang baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline