Lihat ke Halaman Asli

Faiz Siloinyanan

@TuanMudaTormas

Puisi "Bercinta di Jalan Demonstrasi"

Diperbarui: 21 Oktober 2020   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kekasihku...
Jika senja dimatamu menjelma asap yang menggantung diatap-atap negeri
Jika ikrar sucimu tergenggam dalam kepalan tangan kiri
Jangan engkau larang gelombang  cintaku menuntut keadilan sampai direstui
Dan jika kau memilih bercumbu dengan penguasa di atas ranjang oligarki
Jangan engkau larang puisi-puisiku menjadi revolusi demi merebut demokrasi

Kekasihku...
Atas nama cinta
Jalan juang butuh sejiwa dan air mata
Nyawa dan raga adalah persembahan sejati yang penuh darah dan usaha
Maka kita perlu sehati bersama para petani yang menanam duka karna korporasi
para nelayan yang menjaring luka-luka karna reklamasi
Para buruh yang menjahit nasib karna naskah uu berbagai versi
Masyarakat adat yg terusir dari tanahnya karna investasi
Pada indonesia kita adalah jalan cinta dilembaran demonstrasi

kekasihku,
Meskipun hati kita dilukai
Antara cinta dan benci karna narasi para politisi
Antara polisi dan kita yang terprovokasi
Atau Kawan juang yang memupuk peduli dibalik jeruji besi
Maka Kita hanya punya satu opsi
Mari menikah demi menjatuhkan tirani

TuanMudaTormas
Ambon, 20 oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline