Lihat ke Halaman Asli

Faiz Siloinyanan

@TuanMudaTormas

MAPALA untuk Kampus dan Lingkungan

Diperbarui: 29 Februari 2020   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ebn.eu

Realitasnya, hampir dari sebagian mahasiswa tertarik untuk bergabung dengan organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA), namun untuk dapat bergabung dengan MAPALA tidaklah semudah yang dibayangkan sebab membutuhkan fisik yang kuat serta bermental baja, sehingga mereka pun menahan keinginannya untuk bergabung.

Mahasiswa pencinta alam (MAPALA) identik dengan mahasiswa yang hobinya Naik Gunung,Panjat Tebing, susur goa dan kegiatan alam lainnya tak lupa yang paling meresahkan yaitu kekerasan. seringkali mahasiswa yang tergabung dengan mapala tidak terlepas dari pandangan negative. sebut saja, mahasiswa yang terlalu bebas, berpenampilan lusuh, berpakaian compang camping, berambut gondrong, jarang mandi, tamat tidak pada waktunya.

Bukan hanya itu saja, ada pula beranggapan kegiatan yang mereka lakukan hanya untuk hura-hura dan membuang-buang waktu saja, tapi itu hanya bagian terkecil dan semua itu tergantung manusia itu sendiri. Bila dilihat dari penampilan seorang mapala, mereka memiliki jiwa yang mulia tanpa pamrih lihat saja mapala mana yang melakukan pencitraan saat mereka melakukan operasi SAR menjadi relawan saat bencana alam, melakukan penelitian untuk pelestarian lingkungan.

Di sisi lain, kegiatan Mapala tentu saja bertujuan untuk melestarikan lingkungan, seperti halnya penghijauan, pembersihan dan pengolahan sampah, diskusi, seminar, dan sosialisasi. serta juga kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Beranjak dari segala problem yang berkembang, Mapala menjadi salah satu organisasi penting bagi mahasiswa untuk pengembangan minat dan bakat bagi mahasiswa, dan Bukan hanya itu saja tetapi juga melatih kemandirian, menumbuhkan rasa kebersamaan, membangun kepekaan social dalam diri mahasiswa.  

Sehingga Peran mapala bisa dikatakan menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan yang penting di universitas ,ataupun di tingkat fakultas, bayangkan saja apabila mapala itu tidak ada maka yang terjadi adalah tidak ada lagi gerakan - gerakan pro lingkungan dan itu bisa berakibat terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup.

Di era modern ini, aksi pro lingkungan sebagai tujuan mapala dalam kegiatannya semata-mata untuk kelestarian lingkungan. mapala juga bermanfaat tidak hanya untuk nama besar kampus tetapi juga menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan maka dari itulah menjadi bukti bahwa mapala tidak seburuk apa yang dipikirkan.

Mapala sangat menjunjung tinggi nilai adat yang berlaku di masyarakat dimana telah diamanahkan dalam kode etik pencinta alam point ke empat yakni menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat serta manusia dan kerabatnya. Mapala dapat berguna untuk menanam rasa cinta pada alam. sehingga mahasiswa dan masyarakat lebih mengerti dan sadar secara akal dan tindakan betapa pentingnya menjaga alam,  maka tidak diragukan lagi jiwa social dan lingkungannya dalam diri tiap para anggota mapala.  

Sebagai manusia sosial, sudah menjadi kewajiban bersama untuk menjaga bumi dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu, persoalan lingkungan bukan saja tanggung jawab seorang anak pencinta alam tetapi tanggung jawab kita bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline