Lihat ke Halaman Asli

emas putri

Penulis

Pertanian Indonesia Maju, Modernisasi Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0

Diperbarui: 22 Mei 2019   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia tengah memasuki era industri generasi ke empat atau era digital 4.0. Era ini menuntut seluruh masyarakat indonesia untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki guna mencapai kesejahteraan masyarakat di segala sektor terutama sektor pertanian. Pengembangan industri 4.0 mencakup segala kegiatan yang dilakukan akan terintegrasi dengan komputer.

Penerapan IoT (Internet of Things) juga dilakukan pemerintah untuk menjalankan sistem usaha tani secara modern. IoT dapat diartikan mengkoneksikan benda -- benda dengan jaringan internet. Hal ini akan mempermudah petani dalam menjalankan proses usaha tani. Peningkatan produktivitas pertanian juga didukung dengan modernisasi pertanian yang dilakukan pemerintah melalui beberapa inovasi teknologi:

  • Kalender Tanam Terpadu
    Sistem informasi kalender tanam ini memudahkan petani untuk mengetahui potensi pola tanam, waktu tanam, luas areal tanam potensial dan dapat diintegrasikan dengan rekomendasi pemupukan, benih dan pengelolaan hama terpadu (PHT).
  • Si Mantap
    Layanan yang berbasis pemantauan jarak jauh yang menunjukkan fase perkembangan tanaman, sehingga dapat menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan.
  • Smart Farming
    Inovasi pertanian pintar mengharuskan petani mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk mencapai target yang ditetapkan.
  • Smart Green House
    Rumah pertanaman pintar memudahkan petani mengendalikan syarat tumbuh tanaman seperti suhu, kelembaban, cahaya, yang dapat diakses melalui smartphone berbasis android.
  • Autonomous Tractor
    Traktor tanpa awak yang mempunyai fungsi dan keunggulan untuk mengolah tanah menggunakan traktor roda 4 dengan sistem kemudi yang dapat dikendalikan secara otomatis. Autonomous tractor merupakan hasil inovasi terbaru badan litbang pertanian (balitbangtan), ke empat roda otonom ini menggunakan sistem navigasi GPS berbasis Real Time Kinematika (RTK).

Dengan masuknya revolusi industri 4.0, kementerian pertanian mencanangkan ke depan olah lahan, tanam, panen hingga pengolahan dapat dilakukan menggunakan remote control dari rumah. Hal ini tentunya mempermudah petani dalam melaksanakan proses usaha tani menjadi semakin efisien sehingga terciptanya efisiensi serta peningkatan produktivitas dan daya saing.

Beberapa tantangan pertanian 4.0 antara lain:

  • Kurangnya keterampilan petani, ketidakmampuan petani menggunakan teknologi tersebut menjadikan petani tidak ingin merubah sistem usaha tani secara tradisional menuju sistem pertanian digital.
  • Pengangguran yang akan semakin meningkat apabila petani beralih ke sistem pertanian digital.
  • Kesulitan petani untuk menjangkau biaya alat-alat modern yang tinggi.

Selain tantangan diatas, sistem budidaya pertanian di Indonesia dalam kurun waktu yang lama telah mengalami penurunan dalam hal produktivitas, kualitas, dan efisiensi. Penurunan terjadi mulai dari luas lahan yang beralih fungsi menjadi lahan non-pertanian. Produktivitas lahan semakin menurun karena banyak lahan yang hilang kesuburannya akibat penggunaan pupuk kimia yang tidak bijaksana. Pemakaian pestisida dan pupuk kimia yang cenderung berlebihan dan tidak terkontrol mengakibatkan keseimbangan alam terganggu, musuh alami hama menjadi punah, sehingga hama dan penyakit tanaman berkembang pesat, dan adanya residu kimia pada hasil panen. Hal ini dapat menjadi alasan mengapa pada industri digital, tak hanya teknologi yang semakin canggih namun kualitas hasil pertanian juga dijadikan tolak ukur keberhasilan peningkatan produktivitas pertanian. Bijak dalam penggunaan pestisida maupun pupuk kimia dan meningkatkan produksi berbasis organik.

 Untuk menghadapi revolusi 4.0, pemerintah harus mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih kompeten di bidangnya dengan merangkul kaum milenial serta akademisi dapat dijadikan solusi mempermudah jalannya kegiatan. Peningkatan pendidikan pun menjadi komponen utama guna menghadapi perkembangan teknologi yang ada. Selain itu, diharapkan pemerintah dapat memberikan subsidi pembelian alat-alat modern tersebut kepada petani. Kesinambungan antara sumber daya yang memadai serta kemudahan petani dalam mengadakan alat-alat modern akan mempermudah tercapainya peningkatan produksi dan tercapainya swasembada pangan secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline