Ide bahwa manusia niscanya bersifat sosial sehingga masyrakat dalam arti tertentu mendahului individu . identitas setiap individu tergantung pada tempatnya di masyrakat . dalam pandangan ini individu yang sepenuhnya berada di luar masyarakat , jika memang hal itu mungkin secara fisik , nyaris bukan manusia .
Berdasarkan pandangan ini masyarakat bukan sekedar suatu alat yang memungkinkan para individu mencapai kebutuhan dan keinginan yang dapat dirinci secara bebas .
Memang menjadi bagian dari sebuah masyrakat adalah hal yang sangat penting untuk menjadi manusia dan masyrakatlah yang membentuk para individu dan orang jenis apa mereka itu. Oleh karena itu masyarakat secara Implisit atau eksplisit harus didasarkan pada suatu konsepsi kehidupan yang baik.
Di dalam peristilaan Aristoteles asosiasi atau persekutuan dibuat demi kebaikan. Kita bisa memahami kehidupan masyrakat sejatinya mampu membentuk identitas individu yang membawa kita sampai pada tahap yang lebih baik. Pembaca yang budiman mungkin sekilas melihat bahwa prolog dari tulisan ini jauh dari Frame judulny tetapi saya ingin menegaskan bahwa saat sekarang kita sedang berada dalam sebuah masyarakat yang berangkat dari prstiwa kehidupa yang berbeda sehingga kita perlu mengenal serta berupaya untuk masuk dan terima sebagai bagian dari masyarakat itu. Tentu dalam hal ini kita juga memikirkan tentang apa pandangan hidup bersama , yang menjadi pilar dalam kelompok masyarakat ini, sebelum kita terikat sepenuhnya dan tanpa meninggalkan identitas pribadi kita seutuhnya. Begitula saya pikir kita berada pada lingkungan yang secara garis besar kita belum memahami seluk beluknya.
Mari kita pergi pada konsep judul yang mempersoalkan masalah bagaiman semestinya kita Merantau. Jujur sebagian kita pasti pernah melakukan renungan ataupun memikirkan apa sebetulnya tujuan kita pergi pada lingkungan yang baru dan mencoba memaknai itu dengan kondisi ekonomi ataupun aspek lain yang melatar belakangi pristiwa ini.
Sejauh pengalaman saya memahami pola kehidupan ini , kita dipaksa untuk mampu pergi pada dunia yang belum sama sekali kita sentuh secara fisik , maksudnya adalah sering sekali kita mengingikan untuk pergi jauh dan itu hanya sebatas halusinasi. Maka dari itu kita mencoba melakukan perjalanan untuk memperkuat serta meningalkan halusinasi yang hadir dalam bentuk imajinasi yang baik tanpa mempertimbangkan pengalaman empiris.
Konsep merantau memang sejauh ini belum banyak yang mengali apa dasarnya, pergi meningalkan kampung halaman, dan meningalkan semuah yang membekas dalam wilaya prsonal kita dan yang lebih parah lagi bahwa kita terkadang tidak mampu melepaskan sebab kita memiliki ikatan emosional dengan kampung halaman .
Point singkat ini berdasarkan fakta yang diabstrakan oleh penulis dan berangkat dari pengalaman banyak orang yang melakukan perjalanan jauh meninggalkan kampung halaman. Disinilah letak pemikiran kita untuk menempu perjumpaan yang baru dalam dunia yang hetrogen, serta pikiran kita terkadang harus berupaya melampau masa kini artinya berpikir tentang masa depan setelah mengambil jalan ini. Kebanyakan masyarakat terutama kalangan anak muda memilih untuk mencarai jati diri dengan lingkungan yang baru serta berupaya menantang diri dengan perkembangan dunia dalam hal ini arus globalisasi.
Mencari sensasi kita mencoba membedah point ini. Dalam banyak hal, sering sekali para perantau hanya sekedar merantau tanpa memahami nilai atau substansi yang mendalam dari pilihan ini, mencari sensai dalam pemikiran saya adalah melakukan sesuatu atu memilih sesuatu tanpa pertimbangan jangka panjang dan tanpa melibatkan analisis perubahan, artinya melakukan sesuatu dalam pilihan hanya untuk dilihat bahwa kita bisa melakukan seperti yang orang lain lakukan.