Lihat ke Halaman Asli

Emanuella Malonda

Bachelor of Law

Apakah Perempuan Hanya Sebagai "Pabrik Pembuatan Anak" ?

Diperbarui: 27 April 2024   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.pngtree.com/freepng/cartoon-hand-drawn-gender-equality-plant-illustration_5437818.htmlumber gambar

Tak jarang stigma yang menganggap perempuan sebagai “Pabrik Pembuatan Anak” sering terdengar, padahal stigma ini merupakan pandangan yang merendahkan dan tidak sesuai dengan realitas kompleks peran Perempuan dalam masyarakat. Stigma ini muncul dari berbagai faktor budaya, sosial dan struktural yang menganggap bahwa tujuan utama Perempuan adalah untuk melahirkan dan merawat anak dan bahwa nilai dan identitas mereka tergantung pada kemampuan mereka untuk melakukan hal tersebut.

Mengapa beberapa Perempuan merasa hak-hak yang mereka miliki setelah menikah hak tersebut seperti dikurangi atau diambil secara perlahan-lahan ? pertanyaan ini mengara pada isu yang kompleks dan sensitif tentang kesetaraan gender, peran dalam pernikahan, dan dinamika kekuasaan hubungan pasangan. Serta keterkaitan Perempuan Hanya Sebagai Pabrik Pembuatan Anak yang jelas nyata terlihat dalam persepsi tradisional tentang gender bahwa dibeberapa budaya dan masyarakat, terdapat norma-norma yang memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada suami dalam hubungan pernikahan, hal ini dapat mengakibatkan Perempuan memiliki sedikit atau tidak ada kontrol atas keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.

Kembali pada isu yang dibahas, stigma tersebut memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap Perempuan dan masyarakat secara keseluruhan. Budaya Patriarki dan konstruksi sosial yang terbentuk dimasyarakat membuat kebebasan mereka sangat dibatasi oleh status mereka sebaga seorang istri, dampak dari stigma tersebut mengurangi nilai dan identitas Perempuan yang hanya menjadi fungsi reproduktif, mengabaikan potensi, aspirasi, dan kontribusi mereka, serta pandangan yang menyerdehanakan peran Perempuan menjadi hanya sebagai “Pabrik Pembuatan Anak” dapat membatasi pilihan hidup Perempuan, ini bisa membuat mereka merasa terjebak dalam peran tradisional dan sulit untuk mengejar Impian, keinginan mereka diluar peran sebagai ibu atau istri. Stigma ini juga memperkuat streotip gender dan memperdalam ketidaksetaraan gender dalam Masyarakat yang dapat menyebabkan diskriminasi dalam hal akses terhadap pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan kesempatan lainnya bagi Perempuan.

Sangatlah jelas bahwa tidak benar Perempuan hanya sebagai Pabrik Pembuatan Anak, bahwa Perempuan memiliki peran yang jauh lebih luas dan kompleks dalam Masyarakat, penting untuk menghargai mengakui peran dan kontribusi Perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.  

Melawan stigma tersebut memerlukan upaya bersama untuk mengubah pandangan dan sikap yang merendahkan terhadap Perempuan. Hal ini mencakup pendidikan Masyarakat tentang nilai-nilai kesetaraan gender, mendukung Perempuan untuk mengejar pilihan hidup mereka yang sesuai dengan keinginan dan aspirasi mereka, serta memperjuangkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dan penghargaan yang adil bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin atau peran reproduktif mereka.

Sebagai penutup mengutip apa yang disampaikan Hillary Clinton "Perempuan harus memiliki hak untuk membuat keputusan tentang tubuh mereka sendiri."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline