Lihat ke Halaman Asli

Emanuel Hayon

•Menulis adalah tanda berpikir

Pesan Tersembunyi Sandiaga Uno dalam Debat Cawapres

Diperbarui: 18 Maret 2019   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribunnews.com

Debat antara dua tokoh calon wakil presiden masih menjadi trending hingga sore ini. Kedua kubu tentunya saling membela jagoannya. Terlepas dari seteru ramainya kedua kubu, debat calon wakil presiden semalam tidak menjadi ajang perdebatan sengit seperti calon presiden sebelumnya. Dengan demikian, banyak yang menilai bahwa debat semalam datar tanpa serangan sengit.

Ada empat isu utama yang menjadi tema debat semalam, mulai dari pendidikan, kesehatan,  ketenagakerjaan, hingga sosial budaya. Empat tema ini merupakan perdebatan bergengsi karena berhubungan dengan kehidupan vital berbangsa dan bernegara.

Sejak sesi pertama debat diadakan, penulis menangkap bahwa dua pasangan calon wakil presiden kelihatan sangat mempersiapkan argumen bahkan program yang ditawarkan. Sebut saja, calon wakil presiden 01, Maruf Amin akan terus melanjutkan program Jokowi yang telah dilakukan. Sedangkan pasangan 02, Sandiaga Uno menawarkan beberapa solusi baru dari kekuarangan yang telah dijalankan saat ini.

Penulis tidak mau masuk terlalu dalam soal tawaran program kedua pasangan calon wakil presiden. Ada satu hal penting yang ingin penulis ulas dari pesan komunikasi politik yang tersembunyi, khususnya calon wakil presiden Sandiaga Uno.

Ada kecerdasan Sandiaga Uno dalam komunikasi politiknya dalam debat dengan menempatkan sesuatu yang menarik dalam perdebatan semalam. Kecerdasan itu adalah meletakan "anak muda" sebagai bagian dari semua argumen yang dibangun dalam programnya. Penulis membaca, setidaknya ada tiga alasan penting yang membuat sandiaga uno menempatkan anak muda dalam setiap program yang dia sampaikan.

Pertama, Sandiaga sebenarnya tahu bahwa panggung debat semalam adalah cara paling brilian menempatkan keberpihakan pada anak muda karena sandiaga uno melihat bahwa pemilih anak muda termasuk paling besar dalam jumlah pemilih nasional.

Dengan menempatkan anak muda dalam setiap programnya, mulai dari dana pendidikan dan riset yang berdampak pada ekonomi kreatif - hingga rumah siap kerja yang ditawarkan, Sandiaga sebenarnya menempatkan taktik kampanyenya dengan sasaran anak muda.

Kedua, dari setiap porsi program yang ditawarkan oleh Sandiaga Uno, ada semacam cara baru kreatif yang bakalan dijalankan dengan pendekatan anak muda. Misalnya, menempatkan cara kerja di rumah siap kerja dengan pendekatan anak muda.

Sandiaga Uno tahu bahwa ada ketimpangan besar dalam tenaga kerja muda. Dengan kelemahan ini, sandi berusaha meyakinkan anak muda bahwa ini adalah pilihan terbaik yang bakalan diwujudkan - berhubung angkatan kerja anak muda ke depan akan berhadapan dengan persoalan teknologi dan bahasa. Menyiapkan dua hal ini menjadikan anak muda tertarik untuk terlibat dengan pendekatan yang dimaksud.

Ketiga, Sandiaga adalah seorang pengusaha sukses. Keunggulan ini menjadikan dia meriset peningkatan pengusaha muda pada setiap lingkup usaha. Hasilnya, dia menemukan bahwa cara-cara membangun branding yang terbaik tidak hanya melalui program pemerintah, tetapi menciptakan keterlibatan dan peran anak muda.

Beliau dengan cerdas menjelaskan visinya soal pariwisata. Kecerdasannya adalah menempatkan pariwisata bukan sebagai tugas pemerintah tetapi perlu melakukan kemitraan. Dalam konteks kemitraan, sandi sebenarnya menekankan keterlibatan anak muda dalam proses kemitraan sehingga terciptalah ekonomi kreatif yang berbasis pada anak muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline