Lihat ke Halaman Asli

Emanden Stefy A

Mahasiswi Universitas Gadjah Mada

Kenalan Dengan Cocopeat dan Cocofiber, Si Coklat Penuh Manfaat

Diperbarui: 1 September 2024   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM

Di era di mana perubahan iklim dan keberlanjutan menjadi isu global yang mendesak, masyarakat semakin sadar akan pentingnya mencari alternatif energi yang ramah lingkungan. Salah satu inovasi yang kini tengah naik daun adalah briket arang tempurung kelapa organik. Produk ini tidak hanya menjawab kebutuhan energi yang lebih bersih, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat pedesaan, terutama di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam.

Cocopeat: Media Tanam yang Ideal

Cocopeat adalah produk yang dihasilkan dari serabut kelapa yang telah melalui proses pengolahan khusus. Cocopeat memiliki beberapa manfaat yang sangat signifikan dalam bidang pertanian. Pertama, cocopeat memiliki struktur yang sangat baik sebagai media tanam. Ia dapat menyerap air dengan baik, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan lebih seimbang. Kedua, cocopeat sangat efektif dalam mengurangi kelembaban tanah, sehingga mengurangi risiko penyakit tanaman. Ketiga, cocopeat dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat pot tanaman, sehingga mengurangi penggunaan bahan plastik.

Cocofiber: Bahan Kerajinan yang Beragam

Cocofiber adalah produk lain yang dihasilkan dari serabut kelapa. Cocofiber memiliki tekstur yang lembut dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi kerajinan. Pertama, cocofiber dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat kerajinan tangan seperti tas, dompet, dan lain-lain. Kedua, cocofiber dapat digunakan sebagai bahan penyerap getah pada industri kayu. Ketiga, cocofiber dapat digunakan sebagai bahan penyerap cairan dalam industri farmasi.

Tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM melihat adanya potensi dari limbah serabut dan tempurung kelapa yang ada di desa sentral industri kelapa, yaitu Desa Trenten, Candimulyo, Magelang, Jawa Tengah. Dengan adanya inovasi mesin pembuat cocopeat dan cocofiber, tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM memberdayakan masyarakat Desa Trenten untuk mengolah limbah serabut kelapa menjadi cocopeat dan cocofiber

Mesin pembuat cocopeat dan cocofiber

Dengan menggunakan mesin ini, serabut kelapa yang sudah direndam selama 1 minggu dan dijemur hingga kering dapat diubah menjadi cocopeat dan cocofiber. Cara kerja mesin ini adalah dengan memisahkan serabut menjadi lebih halus, dan menghancurkan kulit kelapa. Cocopeat akan keluar pada celah sebelah kiri, sedangkan cocofiber akan keluar pada celah sebelah kanan.

Dengan adanya mesin ini, kami berharap masyarakat Desa Trenten mampu mengolah limbah serabut kelapa menjadi cocopeat dan cocofiber. Dengan adanya optimalisasi limbah ini, kami juga berharap agar perekonomian masyarakat Desa Trenten mampu meningkat secara signifikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline