Tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM ditemani ketua KWT Nira Lestari, Ibu Yuni Setyaningsih melaksanakan survei tempat peletakan mesin pembuat cocopeat, cocofiber, dan briket di Desa Trenten (4/8). Hal tersebut sebagai bentuk upaya meningkatkan keberlanjutan program BRICOFI. Survei ini bertujuan untuk mengetahui lokasi yang paling strategis serta tepat untuk memasang mesin pembuat cocopeat, cocofiber, dan briket.
Kegiatan survei ini merupakan salah satu rangkaian dari program BRICOFI yang bertujuan untuk mengurangi limbah serabut dan tempurung kelapa sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Trenten dengan berdasarkan pada konsep zero waste.
Setelah melakukan survei, tim survei menemukan beberapa lokasi yang strategis dan sesuai untuk memasang mesin tersebut. Tempat yang dipilih adalah di depan rumah produksi olahan kelapa milik KWT Nira Lestari. Hal tersebut dikarenakan mempertimbangkan kemudahan akses bagi anggota Gapoktan untuk penggunaan alat tersebut.
" Dengan adanya mesin pengolahan limbah serabut dan tempurung kelapa ini, diharapkan masyarakat di Desa Trenten mampu mengolah limbah menjadi barang dengan nilai jual yang lebih tinggi," Jelas Griselda ketua tim BRICOFI di Desa Trenten, Minggu (4/8).
Setelah tempat peletakan mesin ditentukan, tim BRICOFI dan ibu Yuni melaksanakan forum membahas mengenai keberlanjutan program serta kritik dan saran dari Ibu Yuni selaku ketua KWT Nira Lestari.
" Semoga setelah dilakukannya survei ini didapatkan tempat yang sesuai untuk peletakan mesin. Setelahnya masyarakat dapat segera menggunakan mesin untuk mengolah limbah serabut dan tempurung kelapa," papar Ibu Yuni selaku ketua KWT Nira Lestari, Minggu (4/8).
Survei tempat peletakan mesin oleh Tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM adalah langkah penting dalam upaya meningkatkan keberlanjutan program BRICOFI. Dengan lokasi yang strategis dan kemudahan akses, program ini diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Desa Trenten. Program BRICOFI tidak hanya bertujuan mengurangi limbah kelapa, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui produk-produk bernilai jual tinggi hasil olahan limbah serabut dan tempurung kelapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H