Pada hari Rabu (29/6) dan Jum'at (19/7), tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM melakukan upgrading internal mengenai pembuatan briket, cocopeat, dan cocofiber. Acara tersebut dilakukan selama dua hari dengan topik pembuatan briket pada hari pertama dan pembuatan cocopeat serta cocofiber pada hari kedua.
Pelaksanaan upgrading internal tersebut bertujuan agar anggota BRICOFI dapat memahami lebih dalam mengenai pembuatan briket, cocopeat serta cocofiber.
Upgrading internal briket dilaksanakan secara offline di sebuah kafe di Jogja dengan mengundang narasumber Ibu Ariani Puspita, seorang guru KIR (Karya Ilmiah Remaja) yang telah melakukan berbagai riset mengenai briket. Beliau memaparkan materi mengenai apa itu briket, bagaimana cara membuat briket yang berkualitas, serta pemanfaatan briket.
Tim BRICOFI secara aktif bertanya dalam sesi tanya jawab, serta saling bertukar pikiran pada sesi diskusi. Beliau juga menerangkan mengenai mesin pembuat briket, serta parameter briket yang layak untuk dipasarkan.
Ibu Ariani mengaku sangat senang dapat membagi ilmunya mengenai briket. "Kegiatan kalian ini banyak manfaatnya, semoga menjadi ladang ilmu, pengalaman dan pahala untuk siapa saja yg terlibat. Bismillah kegiatannya lancar, diberi kemudahan dan sesuai atau bahkan melebihi target. Semoga tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM semakin berdaya, tumbuh, maju dan sukses," papar Ibu Ariani di sebuah kafe, Rabu (29/6).
Upgrading internal cocopeat dan cocofiber dilaksanakan secara online dengan mengundang narasumber Bapak Syahid Ashari, S.TP., MM., seorang wirausaha yang telah lama berkecimpung dalam bisnis cocopeat dan cocofiber.
Beliau memaparkan materi mengenai proses pembuatan cocopeat dan cocofiber, hingga pemasarannya. Pada sesi diskusi dan sharing, beliau mengatakan bahwa limbah serabut kelapa ini sangat mungkin diolah menjadi cocopeat dan cocofiber yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Acara upgrading internal ini merupakan salah satu dari rangkaian program BRICOFI yang diusung oleh tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM di Desa Trenten, Candimulyo, Magelang, Jawa Tengah. Program BRICOFI bertujuan untuk melakukan transformasi pada limbah serabut dan tempurung kelapa menjadi briket, cocopeat dan cocofiber sehingga dapat menyelesaikan permasalahan limbah, serta meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Trenten.
Dengan diadakannya acara upgrading internal pembuatan briket, cocopeat dan cocofiber, diharapkan seluruh anggota tim BRICOFI dapat menyerap materi dengan baik, dan mampu mempraktikkannya kepada masyarakat sasaran di Desa Trenten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H