Seiring bertambahnya usia, masalah yang kita hadapi juga akan semakin rumit. Secara sadar atau tidak kita mulai banyak memiliki pertanyaan tentang hidup kita. Misalnya seperti: mau menjadi apa dimasa depan? Apakah jalan yang kita pilih sudah benar atau belum? Mengapa di umur saya yang sekarang saya belum mencapai apa yang sudah teman saya capai? Selain itu kita juga akan mengalami banyak keraguan terhadap diri sendiri, merasa terlalu khawatir akan kegagalan di masa depan. Hal tersebut disebut dengan quarter life crisis. Quarter life crisis adalah suatu periode yang berisi ketidakpastian dan pencarian jati diri yang dialami oleh indvidu pada rentang usia 18 hingga awal 30 tahun.
Awal mula krisis ini biasanya ditandai dengan munculnya berbagi emosi negatif seperti kecemasan, kebingungan, ketakutan, kekhawatiran dan frustasi hingga merasa hilang arah. Apakah kalian tahu, bahwa jika kita terlarut dalam emosi-emosi negatif itu, maka hal itu dapat menyebabkan kita mengalami gangguan psikologi seperti stress dan depresi.
Menurut suatu penelitian (dilansir dari laman satu persen), quarter life crisis dinilai telah berdampak pada 86% kaum milenial yang sering merasa tidak nyaman, kesepian, serta merasa depresi dengan hidupnya. Meskipun begitu, fase quarter life crisis ini penting untuk kita alami karena dengan begitu kita akan lebih mengenali diri sendiri dan lebih siap dengan berbagai kemungkinan yang nantinya akan terjadi di masa depan.
Menurut Robbins dan Wilner (2001), biasanya quarter life crisis ini disebabkan oleh beberapa hal yang memicu stress seperti: krisis identitas, pilihan karir dan pendidikan, frustasi dengan suatu hubungan baik itu pertemanan atau romantisme, insecurity dan kecemasan terhadap masa depan, dan juga tekanan berupa ekspektasi dari orang lain terhadap kita.
Lalu bagaimana cara menghadapi quarter life crisis agar kita tidak lama-lama terjebak dalam situasi yang membingungkan? Ada 5 langkah yang harus dilakukan untuk menghadapinya.
Pertama, kita harus mengenali diri sendiri karena dengan mengenali diri sendiri maka akan membantu kita melewati quarter life crisis, karena fase ini bisa saja terjadi sebab kita tidak mengenali diri sendiri dengan baik.Kedua, kita harus menerima diri sendiri. Karena dengan menerima diri sendiri kita akan jauh lebih bersyukur dan tidak akan mudah untuk menyalahkan keadaan. Ketiga yaitu dengan membuat perencanaan kedepan agar kita tahu apa yang harus segera kita lakukan tanpa mencemaskan banyak hal. Keempat, berhenti membandingkan diri dengan orang lain karena kita tidak bisa menyamakan pencapaian diri dengan orang lain. Terakhir kita harus menyadari bahwa people come and go, hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kesedihan yang mendalam saat orang-orang yang kita sayangi terpaksa pergi, jadi dengan begitu kita akan lebih mudah mengikhlaskan yang pergi dan dengan ringan hati menyambut yang datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H