Terhitung sudah tujuh tahun Hendi Prio Santoso memimpin Perusahaan Gas Negara (PGN). Apa saja yang sudah dilakukan pria bertubuh tambun ini dalam menjalankan roda organisasi PGN? Terutama ihwal upaya pemberantasan calo-calo gas yang marak bersarang di sektor migas?
Sedikit mengulas, Hendi Prio Santoso mulai memimpin PGN sejak Juni 2008. Hendi masuk ke dalam lingkungan PGN di saat krisis global sedang melanda. Di saat yang bersamaan juga, PGN mengalami kebocoran gas di beberapa wilayah yang ditanam gas, salah satu yang terbesar adalah kebocoran pipa milik Kodeco di Jawa Timur pada April 2008. Setelah itu, kebocoran akibat lumpur hitam setinggi 20 cm di Kali Tanjungan, Jakarta Utara pada Juli 2008. Tak pelak, saham PGN pun anjlok. Keadaan ini makin diperparah dengan beban operasi yang naik akibat adanya tekanan kenaikan rugi selisih kurs yang hampir mencapai lima kali lipat menjadi $260,9 juta kala itu. Berdasarkan bareksa.com, laba bersih yang didapat PGN saat itu hanya 17,31 persen di banding tahun sebelumnya, menjadi $65,9 juta.
Keadaan tak menguntungkan ini coba ditanggulangi Hendi bersama Dewan Direksi PGN dengan membuat langkah jitu, di antaranya, mempersiapkan strategi jangka panjang PGN 2010-2020. Organisasi direstrukturisasi, misalnya dengan membentuk divisi koordinasi unit-unit bisnis strategis (SBU) dengan kantor pusat.
Syahdan, program jangka panjang itupun meningkatkan nilai PGN dalam beberapa segi, di antaranya pergerakan saham yang terus naik di tahun 2009, sehingga laba PGN melonjak 9 kali lipat lebih menjadi $603,4 juta; dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar $65,9 juta. Itu menjadi prestasi bagus PGN.
Kembali ke ihwal percaloan gas di PGN. Jumlah gas yang masih melimpah di Indonesia serta kebutuhan pemakaian gas sangat tinggi dari kalangan industri maupun rumah tangga membuat penyaluran gas rentan diselewengkan oleh calo-calo gas. Untuk antisipasi hal itu, Hendi Prio Santoso membentuk budaya zero tolerance corruption dalam Kode Etik Karyawan dan Kode Etik Pimpinan PGN. Upaya ini diklaim tidak ada memberi celah siapapun untuk korupsi.
Terbukti, sejauh ini, budaya anti korupsi itu membuat PGN dalam meraup laba setiap tahunnya sejak tahun 2008 hingga sekarang . Meski mengalami naik-turun pada laba bersih yang diterima, PGN naik signifikan setiap tahunnya seperti yang seperti dilaporkan laman britama.com baru-baru ini di tengah melemahnya perekonomian dunia.
Sumber referensi:
bareksa.com antaranews.com britama.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H