Lihat ke Halaman Asli

Cara Guru Mengambil Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Diperbarui: 24 April 2022   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Di dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu akan selalu dihadapkan pada situasi untuk memutuskan sesuatu. Mungkin memilih pasangan, memilih pekerjaan, atau hal sederhana di pagi hari memutuskan untuk pergi melakukan sesuatu di luar atau hanya rebahan saja di rumah. Semua itu butuh keputusan terbaik. 

Begituhalnya bagi seorang guru atau juga pemimpin pembelajaran tentu dalam menjalankan tugas-tugas kita selalu dihadapkan pada keputusan. Misalnya memutuskan murid naik kelas atau tidak, memutuskan mengambil amanah pekerjaan atau tidak dll. 

Filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara

Pengambilan keputusan terbaik tentu harus mempertimbangkan banyak hal. Sebagai pemimpin pembelajaran, di dalam mengambil keputusan guru tentu akan mempertimbangkan hal yang paling berdampak bagi murid di atas kepentingan lainnya. Hal tersebut seperti yang diajarkan Ki Hajar Dewantara tentang filosofi Pratap Triloka, yaitu Ing ngarso sung tuladha (di depan memberi contoh), ing madya mangun karsa (di tengah memberikan motivasi), dan Tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan) 

Berdasarkan filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara tersebut berarti segala keputusan guru akan mempertimbangkan beberapa pertanyaan seperti berikut. Seberapa besar pengaruh tindakan yang saya ambil bagi murid? Apakah mereka akan mencontoh tindakan saya? seberapa besar keputusan yang saya ambil membuat murid saya semangat belajar? apakah hal yang saya putuskan akan membuat mereka malah makin tidak mau belajar? 

Apakah keputusan yang saya ambil membuat murid lebih percaya diri atau sebaliknya? Apakah putusan yang saya ambil membuat murid makin berkembang potensinya atau malah sebaliknya?  

Pengaruh Nilai Kebajikan Diri dalam Pengambilan Keputusan

Nilai-nilai kebajikan yang kita pegang atau kita anut akan sangat berpengaruh di dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin pembelajaran untuk menentukan secara jelas nilai kebajikan universal apa yang kita pegang. 

Misalnya, seorang guru yang memegang nilai kejujuran di atas segalanya akan berbeda keputusan dengan orang yang memegang prinsip nilai kebersamaan di atas segalanya. 

Guru yang menganut prinsip kejujuran segala keputusan yang diambil akan berpegang pada nilai berbasis peraturan. Sebaliknya, orang yang berprinsip kebersamaan lebih penting, guru tersebut akan mengambil putusan yang terbaik untuk semua orang, berprinsip pada nilai akhir.

Nah, jika nilai kebajikan yang kita pegang berada pada situasi yang bertentangan. Saat itulah kita dihadapkan pada sebuah dilema etika. Dua nilai tersebut sama benarnya, tapi seorang pemimpin pembelajaran harus memutuskannya. Akan tetapi, tidak hanya dalam menghadapi dilema etika. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline